Keterampilan Dasar Mengajar



Kelompok 2 :

Asri Sosalina
Dadan Hermawan
Euis Nuramanah
Rida Lutfiatul Mubarok

 
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR IPS di SD/MI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Pembelajaran IPS di SD/MI























PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
2015

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR IPS DI SD/MI

Kelompok 2

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut.


Abstrak: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005, guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu: (1) pedagogik; (2) kepribadian; (3) profesi dan (4) sosial. Pada kompetensi pedagogik, guru harus mampu mengimplementasikan kemampuan dasar mengajar sebagai kemampuan untuk aksi nyata, mengkoordinasikan pembelajaran untuk mencapai tujuan utama belajar. Kemampuan dasar mengajar harus diaplikasikan sebgagai: (1) keahlian untuk membuka dan menutup pelajaran; (2) menjelaskan; (3) bertanya; (4) memvariasikan; (5) memberikan penguatan; (6) membimbing diskusi kelompok kecil; dan (7) mengelola kelas. Pada pembelajaran sains sosial di sekolah dasar (SD) selain memenuhi persyaratan guru profesional, memilih strategi belajar yang sasuai, penngguanaan media belajar yang lebih baik, harus dipertimbangkan riwayat anggota pebelajar 
.   
Kata kunci: kompetensi pedagogik, keterampilan dasar mengajar, pendidikan
                       IPS SD/MI



DAFTAR ISI
Cover
Abstrak  ................................................................................................................      1
Bab I Pendahuluan  ..............................................................................................      2
A.    Latar Belakang   .......................................................................................      2
B.     Rumusan masalah  ...................................................................................      2 
C.     Tujuan penulisan  .....................................................................................      3
Bab II Pembahasan
A.    Kondisi Pembelajaran IPS di SD/MI  ......................................................      4
B.     Keterampilan Dasar Mengajar   ...............................................................      6
1)      Keterampilan Bertanya   ..............................................................      7
2)      Keterampilan Memberi Pengatan   ..............................................      13
3)      Ketarampilan Mengadakan Variasi  ............................................      17
4)      Keterampilan Menjelaskan   ........................................................      21
5)      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran   ......................      24
6)      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil   .............       27
7)      Keterampilan Mengolah Kelas   ..................................................      28
8)      Keterampilan Membelajarkan kelompok Kecil dan Individual ..      30
9)      Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran  ....................      32
10)  Keterampilan Mengadakan Evaluasi   .........................................     34
Bab III Penutp
Kesimpulan   .................................................................................................     35
Daftar Pustaka   ....................................................................................................     36















BAB. I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Guru merupakan suatu tenaga professional yang berada dalam lingkungan kependidikan. Hal ini menuntut guru untuk memiliki suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Disamping itu guru juga harus menguasai suatu keterampilan dasar dalam mengajar, karena seoarang guru yang  professional setidaknya harus memiliki dua modal dasar dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar, yaitu kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik. Dua modal dasar inilah yang dikenal dengan “Keterampilan Dasar Mengajar”.
Meskipun pada saat ini sebagian guru masih menggunakan cara-cara yang konvesional dalam pembelajaran. Hal ini dianggap masih mudah dilaksanakan dan peserta didik pun lebih paham dengan cara-cara konvesional guru dalam menyampaikan materi ajar. Namun dalam pembelajaran pun seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara baik dan menyenangkan.
Menurut Undang- Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa  pendidik (guru) adalah merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Sebagai tenaga profesional, guru diharapkan membimbing  peserta didik agar mampu merencanakan, menganilisis dan menyimpulkan masalah- masalah yang dihadapi (Ali, 2004). Tugas guru tidak terbatas pada status sebagai pengajar, tetapi peranannya cukup luas, sebagai penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mutu produktivitas. Guru sebagai unsur yang strategis dan sebagai ujung tombak dalam merealisasi tujuan untuk mewujudkan produktivitas sekolah yang berkualitas. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas antara lain dengan menguasai dan menerapkan keterampilan mengajar secara optimal. Keterampilan- keterampilan mengajar yang harus dikuasai dan di implementasikan oleh guru ketika  proses pembelajaran

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini, yaitu :
(1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran;
(2) keterampilan menjelaskan;
(3) keterampilan bertanya;
(4) keterampilan mengadakan variasi;
(5) keterampilan memberi penguatan;
(6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil;
(7) keterampilan mengelola kelas;
(8) keterampilan membelajarkan kelompok kecil dan individual;
(9) keterampilan menggunakan media pembelajaran;
(10) keterampilan mengadakan evaluasi.

C.    Tujuan Penulisan
Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan temtang keterampilan dasar mengajar sehingga dapat menjadikan seorang guru yang  professional dan mampu melaksanakan serta mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar yang baik dan kompoten sehingga terciptalah suasana belajar yang menyenangkan.









BAB. II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar
Secara umum pembelajaran IPS di Sekolah Dasar memanfaatkan metode caramah, resitasi, diskusi maupun membaca buku teks. Pemanfaatan buku teks sudah kurang lazim lagi diterapkan, oleh karena buku teks kadangkala kurang dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perlu informasi- informasi aktual yang  berkembang di masyarakat, materi yang dibahas sesuai dengan konteks dan isu- isu moral yang sedang berkembang dalam masyarakat. Dalam pembelajaran cenderung masih didominasi oleh guru, siswa sekedar mengerjakan LKS, dan apabila menerapkan diskusi masih belum menekankan proses berfikir siswa baik secara mandiri maupun kelompok. Pendidik masih kurang mengembangkan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dari kenyataan tersebut, maka pembelajaran IPS  di SD kurang menarik, membosankan dan menjenuhkan bagi peserta didik, karena mereka hanya diarahkan untuk menghafalkan materi pelajaran, tidak terjadi proses understanding, materi yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman peserta didik sehari- hari (Baldridge, 1983)[1].
Peranan guru IPS pada era globalisasi dan otonomi daerah diharapkan mampu mengembangkan aspek- aspek pembelajaran yang meliputi kognitif, afektif, psikomotor, religius, dan emosional siswa. Untuk itulan pembelajaran IPS SD seyogianya menerapkan paradigma baru dalam proses pembelajaran yang lebih mengedepankan proses daripada hasil. Dalam pembelajaran dipertimbangkan berbagai faktor, antara lain: latar belakang peserta didik, psikologi anak, jenis belajar dll. Untuk memilih strategi pembelajaran IPS di SD perlu diperhatikan tentang (1) kebutuhan dasar peserta didik; (2) latar belakang peserta didik; (3) perkembangan kognisi peserta didik; (4) jenis dan kecakapan belajar; (5) media dan sumber belajar; (6) karakter mata pelajaran; (7) karakteristik kurikulum; dan (8) pengalaman guru. Dalam menentukan strategi pembelajaran tidak berdasarkan pada kemampuan dan keinginan guru, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dasar peserta didik. Ada beberapa kebutuhan dasar peserta didik (the universal need of children) yaitu : (1) kebutuhan untuk berkomunikasi; (2) kebutuhan untuk mengkonstruksi; (3) kebutuhan untuk berfikir dan bertindak; (4) kebutuhan untuk mengekpresikan diri (Saxe, 1994). Selain berdasarkan pada kebutuhan dasar peserta didik, beberapa hal yang harus dipertimbangkan juga dalam memilih strategi pembelajaran yaitu prior knowledge dan keterampilan yang dimiliki oleh masing- masing peserta didik, sehingga pembelajaran dapat efektif, sesuai dengan standar kompetensi minimal (SKM) yang ditetapkan. Kebutuhan dasar peserta didik tersebut sesuai dengan hakekat manusia, baik sebagai insan individu, insan sosial maupun mahkluk Tuhan. Sebagai insan sosial peserta didik memerlukan komunikasi terutama komunikasi pendidikan merupakan proses penyampaian informasi/pesan secara timbal balik yang terjadi, terkendali, dan terkondisi untuk tujuan- tujuan pendidikan, merambah bidang atau peristiwa- peristiwa pendidikan (David, 1991)[2]. Peserta didik membutuhkan informasi yang sebanyak- banyaknya baik yang berasal dari guru, dari lingkungan sekitar, dari buku, maupun dari media massa ketika proses pembelajaran. Setelah peserta didik memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan kemudian merekonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya. Jadi peserta didik membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pengalamannya sendiri, bukan berasal dari guru. Dalam konteks pembelajaran paradigma baru, peserta didik didorong untuk mampu berpikir sendiri, menggali pengetahuan dan keterampilan sendiri yang pada gilirannya ilmu pengetahuan tersebut diimplementasikan dalam kehidupan nyata sehari- hari, sehingga ilmu pengetahuan tersebut menjadi berguna baik bagi peserta didik sendiri maupun bagi orang lain.

Tujuan pendidikan SD sesuai dengan  jenjang, bentuk dan jenisnya, secara umum adalah memberikan bekal kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, makhluk Tuhan serta mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yang lebih tinggi baik jenjang pendidikan menengah maupun perguruan tinggi. Bernadib (1984) menyatakan bahwa tugas utama dalam lapangan pendidikan adalah meningkatkan kecerdasan agar peserta didik mampu memecahkan berbagai masalah. Selain itu tujuan pendidikan SD juga memberikan bekal kemampuan untuk dapat bekerja. Sekolah dasar memiliki fungsi sebagaimana fungsi pendidikan pada umumnya yaitu fungsi konservasi dan fungsi inovasi (Danin, 2007). Sekolah memiliki fungsi konservasi artinya sekolah berupaya untuk melestarikan nilai- nilai sosial budaya masyarakat. Fungsi inovasi adalah upaya- upaya sekolah dalam rangka melakukan pembaharuan di dalam masyarakat. Disamping  fungsi konservasi dan inovasi sebagai fungsi utama, sekolah juga mengembangkan fungsi personalisasi (individualisasi), sosialisasi, nasionalisasi, universialisasi, dan profesialisasi. Fungsi-fungsi sekolah tersebut teraktualisasi dalam kurikulum pelajaran SD, dan diimplementasikan pada tujuan pembelajaran.

Menurut pasal 37 UU RI No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa, mata pelajaran IPS merupakan salah satu bagian dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Tujuan  utama pendidikan IPS di SD mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, terampil  mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari- hari baik yang menimpa dirinya sendiri  maupun masyarakat[3]. Dari tujuan IPS tersebut  agar peserta didik dapat : (1) memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai- nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat; (2) mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adopsi dari ilmu- ilmu sosial, dan digunakan untuk memecahkan masalah; (3) memperhatikan isu- isu dan masalah- masalah sosial dan membuat analisis secara kritis; (4) mengembangkan berbagai potensi untuk membangun diri sendiri agar survive di tengan globalisasi ; (5) mampu berkompetisi dan berpartisipasi dalam masyarakat. Pembelajaran IPS akan  berhasil dengan baik apabila guru dapat memperhatikan cultural background dan cultural diversity (Gorton, 1991). Untuk itulah dalam proses pembelajaran mempertimbangkan pengalaman  dan latar belakang pesereta didik sebagai  landasan dasar, untuk memahami setiap permasalahan yang dihadapi. Menurut perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget, bahwa siswa SD berada pada tahap operasional kongkrit, oleh sebab itu pembelajaran akan lebih berhasil apabila di dasari oleh pengalaman- pengalaman pribadi peserta didik secara faktual dan kongkrit. Peserta didik belajar IPS diawali dari keadaan lingkungan sekitar, baik yang menyangkut aspek geografi, ekonomi, sejarah, antrophologi, pemerintahan ( politik) dls. Untuk membangun suatu konsep dimulai dengan proses asimilasi, dan selanjutnya apabila sudah mantap berlanjut kepada jenjang berikutnya yaitu proses adaptasi.

B. Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan khusus yang harus dimiliki oleh guru, agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (Robandi, 2010). Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru. Mengapa guru dalam pembelajaran harus menerapkan keterampilan mengajar? Sesuai Undang- Undang No. 14 Tahun 2005, pasal 1, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa mengajar adalah bukan sekedar proses penyampaian atau meneruskan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan (Dadang, 2010). Sedangkan aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar-mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak kurang pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru sebagai pendidik. Adapun keterampilan dasar yang harus dimiliki dan diimplementasikan dalam pembelajaran adalah:

1.      Keterampilan Bertanya
Keterampilan dan kelancaran bertanya bagi seorang guru maupun bagi seorang calon guru, sangat penting. Maka itu, keterampilan bertanya perlu dilatih dan ditingkatkan. Baik itu dari isi pertanyaan yang dilontarkan maupun teknik bertanya.
a.      Dasar-Dasar Pertanyaan yang Baik
1)      Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2)      Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3)      Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4)      Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
5)      Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
6)      Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk bertanya maupun menjawab.
7)      Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
b.      Jenis-Jenis Pertanyaan yang Baik
1.      Jenis pertanyaan menurut maksudnya
a.       Pertanyaan permintaan (compliance question)
Pertanyaan yang mengharapkan siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh : Dapatkah kamu tenang agar suara ibu dapat didengarkan oleh kalian?
b.      Pertanyaan retoris (rhetorical question)
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Ini merupakan teknik penyampaian informasi.
Contoh : Mengapa observasi perlu dilakukan sebelum PPL? Sebab observasi merupakan…dst.
c.       Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question)
Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarah atau menuntun proses berpikik siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban dari  pertanyaan pertama tadi.
d.      Pertanyaan menggali (probing question)
Pertanyaan lanjutan akan mendorong murid lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.
2.      Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
a.       Pertanyaan pengetahuan (recoll question atau knowledge question)
Ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh : Sebutkan ciri-ciri micro-teaching!
b.      Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
Pertanyaan yang menghendaki jawab yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Contoh : Jelaskan manfaat micro-teaching!
c.       Pertanyaan penerapan (aplicton question)
Pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau iformasi yang diterimanya. Contoh : Berdasarkan proses tesebut, kesimpulan apa yag dapat anda berikan?
d.      Pertanyaan sintesis (synthesis question)
Pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh : Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang anda lakukan bila seorang siswa anda tidak mau memperhatikan pelajaran?
e.       Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan. Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang program transmigrasi? Apa komentar anda tentang keluarga berencana?
c.       Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
1.      Kehangatan dan Keantusiasan
Untuk meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap yang baik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru bahkan suara, ekspresi wajah mampu menunjukkan hangat atau tidaknya seorang guru terhadap siswanya.
2.      Kebiasaan yang perlu dihindari
a.       Jangan mengulang-ulang pertanyaan ketika siswa tidak mampu menjawab.
b.      Jangan mengulang-ulang jawaban siswa.
c.       Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan.
d.      Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan dengan serempak.
e.       Menentukan siapa siswa yang harus menjawab pertanyaan, karena hal ini mampu membuat siswa yang tidak ditunjuk tidak akan memikirkan jawabannya. Oleh karena itu, perlu oleh guru untuk memberikan pernyaan kepada seluruh siswa barulah menentukan siapa yang salah seorang untuk menjawabnya.
f.       Pertanyaan ganda. Contoh: Apa yang menyebabkan turunnya hujan? Bagaimana dampaknya bila turun hujan?

d.      Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
1.      Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru tersebut hendak menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2.      Memberikan acuan
Acuan tersebut berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diinginkan dari siswa. Contoh : Erosi merupakan pengikisan tanah yang dapat disebabkan oleh air dan angin. Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain yang dapat menyebabkan erosi!
3.      Pemindahan giliran
Adakala nya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu orang siswa. Karena jawaban yang diberikan oleh siswa sebelumnya belum memadai untuk jawaban yang benar dan tepat.
4.      Penyebaran
Pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
5.      Pemberian waktu berpikir
Sebelum mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberikan kepada mereka waktu beberapa detik untuk kesempatan mereka berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
6.      Pemberian tuntunan
Bila siswa menjawab pertanyaan dilontarkan salah atau belum memadai, maka guru memberikan tuntunan kepada siswa atau mengarahkannya kepada jawaban yang benar agar siswa dapat menemukan jawaban yang benar itu dengan sendirinya.

e.       Komponen-Kompenen Keterampilan Bertanya Lanjutan
Komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan lanjutan.
Berikut komponen-komponen bertanya lanjutan :
1.      Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif siswa dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengingat kembali fakta-fakta ke tingkat kognitif lainnya seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak.
2.      Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif siswa, dari sifatnya yang rendah hingga tinggi dan kompleks. Guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan dari tingkat C1 hingga C6. Usahakan agar memberikan tidak memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau bolak-balik tingkatan kognitifnya.
3.      Penggunaan pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak digunakan untuk menyempurnakan jawaban siswa yang telah benar. Berikut beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan:
a.       Klasifikasi
Jika jawaban siswa kurang tepat, maka dapat diberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa menjelaskan jawabannya dengan kata-kata lain sehingga siswa jawaban siswa lebih baik.
b.      Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.
c.       Meminta kesempatan pandangan : guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyataka persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.
d.      Meminta kesempatan jawaban : guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.
e.       Meminta jawaban yang lebih relevan : bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa tesebut.
f.       Meminta contoh: bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa memberikan contoh atau ilustrasi konkret tentang apa yang dikemukakannya.
g.      Meminta jawaban yang lebih kompleks: guru dapat memintas siswa tersebut untuk memberi penjelasan ata ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikan menjadi lebih kompleks.
4.      Peningkatan terjadinya interaksi
Guru hendaknya menghilangkan peran sentralnya sebagai perannya dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkannya kembali kepada siswa lainnya.
f.        Latihan Penerapan Keterampilan Bertanya Dasar
1.      Dalam pengajaran mikro
Siapkan satu kegiatan pengajaran yang banyak menggunakan interaksi verbal antara anda denga yang anda anggap siswa. Buatlah beberapa pertanyaaan yang akan anda ajukan selama pengajaran berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan pelajaran.
2.      Dalam praktik pengalaman lapangan
Amatilah pola penyebaran pertanyaan oleh guru pamong anda. Apakah faktor-faktor penting yang mempengaruhinya? Bila pehatian guru tidak tersebar, bagaimana mengatasinya? Jika anda mengajar, mintalah teman sejawat anda untuk mencatat pemakaian komponen keterampilan bertanya dasar. Gunakan lembar observasi dan diskusikan hasilnya.
3.      Penerapan ketrampilan bertanya lanjut dalam praktik pengalaman lapangan
a.       Pada waktu melaksanakan PPL di SD latihan, sebaiknya amati dahulu cara dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru amon, kemudian catatlah hal-hal berikut:
1)      Pola urutan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru pamong di kelasnya. Apakah pertanyaan yang agak umum diikuti dengan pertanyaan pelacak?
2)      Petanyaan-pertanyaan yang anda anggap merupakan usaha guru pamong untuk meningkatkan daya nalar siswa.
3)      Apakah guru menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak?
4)      Apakah guru cukup memberikan waktu berpikir kepada siswa untuk menjawab pertanyaan?
b.      Gunakan hasil catatan itu pada waktu anda mendapat tugas praktik di TK atau SD latihan.
Contoh :
Contoh bertanya dasar dan bertanya lanjutan :
a.       Bertanya dasar
Contoh keterampilan bertanya dasar pada pembelajaran kimia, dalam materi asam basa. Guru bertanya kepada siswa :
G : apakah defenisi laju reaksi?
M : laju reaksi adalah konsestrasi pereaksi tiap satuan waktu atau berkurangnya konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu.

b.      Bertanya lanjutan
Contoh keterampilan bertanya lanjut pada pembelajaran kimia, dalam materi laju reaksi. Guru bertanya kepada siswa
G : ada berapa faktor kah yang mempengaruhi laju reaksi?
M : ada 4 faktor
G : Apa saja?
M : Konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, suhu, dan katalisator.
G : bagaimanakah pengaruh dari masing-masing faktor tersebut?
M : (1) Konsentrasi : bila konsentrasi bertambah maka laju teaksi akan bertambah. Sehingga konsentrasi berbanding lurus dengan laju teaksi. (2) Luas permukaan bidang sentuh : semakin luas permukaan bidang sentuhnya, maka laju reaksi juga semakin bertambah. Luas permukaan bidang sentuh berbanding lurus dengan laju rekasi. (3) Suhu : suhu juga berbanding lurus dengan laju reaksi karena suhu reaksi dinaikkan maka laju reaksi juga semakin besar. (4) Katalisator adalah suatu zat yang akan mempercepat (katalisator positif) atau memperlambat (inhibitor) rekasi tetapi tidak ikut bereaksi.


2.      Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan semangat siswa agar lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.
a.      Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut :
1.      Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
2.      Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.      Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
b.      Jenis-Jenis Penguatan
1.      Penguatan verbal dengan kata pujian)
Biasanya diungkapakan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus; bagus sekali; pintar; ya, seratus buat kamu!
2.      Penguatan nonverbal
a.      Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala , senyuman, kerut kening, aungan jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bershabat atau tajam memandang.
b.      Penguatan pendekatan: Guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
c.       Penguatan dengan sentuhan (contact) : Guru data menyatakan perstujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penmapila siswa denga cara meneppuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengakat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penggunaannya harus dipertimbangkan dengan seksama.
d.      Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan: Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan.
e.       Penguatan berupa symbol atau benda : penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai symbol atau benda : Penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbabagai symbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastic, dll. Hal ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak samai terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebgai imbalan.
f.       Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa.
c.       Prinsip Penggunaan Penguatan
1.      Kehangatan dan keantusiasan : Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
2.      Kebermaknaan : Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya.
3.      Menghindari penggunaan respons yang negative : Walaupun teguran dan hukuman masih bias digunakan, respons negative yang diberikan guru berupa komentar, bercanda menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena kaan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapakan guru jangan langsung menyalahkannya, tetapi segera melontarkan pertanyaan kepada siswa lain.
d.      Cara Menggunakan Penguatan
1.      Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab bila tidak akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
2.      Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok sisw, misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain voli yang menjadi kegemarannya.
3.      Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atas respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya kurang efektif.
4.      Variasi dalam penggunaa
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi agar tidak menimbulkan kebosanan.
e.       Latihan Penerapan dalam Pengajaran Mikro
Adakan satu pelajaran singkat antara sepuluh dan lima belas menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu. Konsultasikan dengan pembimbing bila ada yang perlu diperbaiki. Sajikanlah pada sekelompok agar dalam pelajaran itu anda dapat memperoleh saran pendata dan pemikiran siswa, dan berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respons siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan.
f.        Penerapan dalam PPL
Pada waktu anda melaksanakan PPL nanti di sekolah latihan, cobalah lakukan hal-hal di bawah ini:
1.      Amatilah guru pamong waktu mengajar selama satu jam pelajaran dan kerjakan hal-hal berikut:
a)      Catat jenis penguatan verbal yang dipakai oleh guru selama sepuluh menit. Hitunglah frekuensi pemaian setiap jenis.
b)      Pilih seorang murid untuk diamati. Apakah ada penguatan yang diberikan kepadanya? Jika ada, dengan cara bagaimana dan bagaimana pula reaksi anak trsebut?
c)      Perhatikan secara keseluruhan apakah guru memberikan penguatan segera pada waktu munculnya tingkah lak siswa yang perlu diberi penguatan.
d)     Perhatikan apakah ada respons negatif yang diberikan oleh guru dan apa akibatnya.
e)      Perhatikan pula cara guru memberikan penguatan. Apakah diberikan kepada pribadi tertentu atau hanya secara umum.
2.      Teliti dan pelajari hasil pengamatan di atas serta manfaatkan hal itu dalam membuat persiapan mengajar.
3.      Waktu anda praktik mengajar di sekolah latihan, mintalah bantuan teman anda untuk mengamati dan membuat catatan seperti yang anda lakukan terhadap guru pamong. Manfaatkan hasil pengamatan teman anda itu sebaik-baiknya untuk perbaikan cara mengajar anda selanjutnya.
Contoh keterampilan memberi penguatan ;
Guru : Sekarang ibu mau bertanya, reaksi apakah yang terjadi pada sel gavani? Siapa yang mau mencoba menjawab?
Reza  : saya, bu.
Guru : silahkan nak!
Reza : reaksi reduksi oksidasi bu.
Guru : benar, bagus jawaban kamu nak.

3.      Keterampilan Mengadakan Variasi
a.      Pengertian
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar  yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisispasi.
b.      Tujuan dan Manfaat
1.      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-megajar yang relevan.
2.      Untuk memberikan kesempatan berkembangnya bakat ingin tahu dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3.      Untuk memupuk tingkah laku positif terhdap guru dan sekolah dengan cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan yang lebih baik.
4.      Memberi kesempatan siswa memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
c.       Prinsip Penggunaan
1.      Variasi digunakan denagn maksud yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.      Variasi digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian siswa dan mengganggu pelajaran
3.      Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pembelajaran atau satuan pembelajaran.
d.      Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
1.      Variasi dalam mengajar guru
a.       Penggunaan variasi suara (teacher voice): variasi suara adalah perubahan nada suara atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
b.      Pemusatan perhatian siswa (focusing); memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru.
c.       Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): adanya kesenyapan, kebisuan, atau ‘selingan diam’ yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menurut perhatian siswa.
d.      Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement): bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunukkan adanya hubungan yang intim denga mereka.
e.       Gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepela, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi.
f.       Pergantian posisi guru di bdalam kelas dan gerak guru (teacher’s movement): pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.      Biasakan bergerak bebas di dalam kelas.
2.      Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis mengahadap ke papan tulis.
3.      Jangan membiasakan menerangkan menghadap langit-langit, lantai, atau keluar. Tapi edarkan pandangan keseluruh kelas.
4.      Bila diinginkan untuk mengobservasi kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.
2.      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran
Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan kedalam tiga bagian: didengar, dilihat, diraba.
Pergantian penggunaan jenis media mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai peredaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Adapun variasi pengguanaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
a.      Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): seperti grafik, bagan poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide.
b.      Variasi bahan atau alat yang dapat didengar (auitif aids): suara guru termasuk media komunikasi utama di dalam kelas. Selain itu dapat digunakan alat lain sebagai pengguanaan indera dengar divariasikan dengan indera lainnya.
c.       Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, diraba (audio-visual aids): penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera.
d.      Variasi pola interaksi Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motoric).
3.      dan Kegiatan Siswa
Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar. Pengguanaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta menghidupkan suasana kelas. Adapun pola interaksi  (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:

a.       Pola guru murid:
                 G                            komunikasi sebagai aksi (satu arah)

 M               M               M
b.      Pola guru-murid-guru:
Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi
                 G                                            

      M                M                M
c.       Pola guru-murid-murid:
                  G  Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
 
   M           M           M
d.      Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid:
Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi) sebagai transaksi, multiarah.                               
G
         
 M                                     M
        M                       M
e.       Pola melingkar:
Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
                 G
 M                          M
         M      M       M
e.       Latihan Penerapan dalam Pengajaran Mikro
Rencanakan suatu pengajaran mikro (5-10 menit) untuk topik dan kelas tertentu. Gunakan komponen-komponen keterampilan mengadakan variasiyang sesuai dengan kemampuan anda, tujuan, serta usia anak.
f.        Latihan penerapan dalam PPL
1.   Rencanakan suatu rangkaian pengajaran yang masing-masing menggunakan salah satu jenis pola interaksi.
2.   Ciptakan posisi tempat duduk siswa dari klasikal menjadi posisi kelompok sehingga memudahkan interaksi belajar yang bervariasi.
3.   Rencanakan dan bimbinglah siswa dalam membuat model, diorama, sandiwara boneka, papan buletin, dan alat peraga tiga dimensi lainnya.
Contoh keterampilan mengadakan variasi:
Dalam mengajarkan asam basa, guru tidak hanya menggunakan metode ceramah, tapi juga berdiskusi, tanya jawab dan lain-lain. Media yang digunakan selain power point, juga bisa di demonstrasikan praktikum asam basa didepan kelas, dan adanya variasi seperti ini bisa menarik perhatian siswa.
G : Anak-anak, setelah penjelasan ibu tadi mengenai materi asam dan basa, maka sekarang ibu minta kalian kalian duduk menurut kelompok kalian masing-masing. Kita akan melakukan eksperimen. Sudah duduk sesuai dengan kelompoknya?
M : Sudah bu.
G : Sekarang coba diperhatikan dulu, bahan-bahan yang ada di depan. (menunjukkan air soda, gram dapur, detergen, super pell, dll). Dengan melakukan eksperimen, kalian akan mengetahui termasuk asam atau basakah masing-masing dari bahan ini. Untuk indicator, kita menggunakan kertas lakmus merah dan biru.

4.      Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya misalnya sebab-akibat dan akibat-definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
a.      Tujuan Memberikan Penjelasan
1.      Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
2.      Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah atau pertanyaan.
3.      Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4.      Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

b.      Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan
1.      Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjeasan yang bermakna bagi siswa karena pembicaraan umumnya didominasi oleh guru.
2.      Penjelasan yang diberikan guru  kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri.
3.      Tidak semua murid dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.
4.      Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan murid dalam belajar.
c.       Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan
1.      Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama, yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Berkenaan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggguanaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai. Mengenai ‘peneriman pesan’ (siswa) diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan.
2.      Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a.      Kejelasan: bahasa yang mudah dimengerti, menghindari pengucapan “e”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnys”, “biasanya” atau “seringkali”.
b.      Penggunaan contoh dan ilustrasi: contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Pemberian tekanan: memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
d.      Penggunaan balikan: memberi kesempatan pada siswa untuk menunukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan diberikan dengan mengajukan pertanyaan.
e.       Latihan Penerapan Dalam Pengajaran Mikro
Sajikan penjelasan selama 10 menit dan gunakan lembar observasi keterampilan menjelaskan sebagai pedoman.
f.        Latihan Penerapan dalam PPL
1.        Sajikan pelajaran yang sama pada kelas homogen. Satu kelas diberi penjelasan beserta contoh dan ilustrasi sedangkan satu kelas lagi hanya diberi penjelasan verbal. Bandingkan hasilnya atau pengaruh dari dua penjelasan tersebut.
2.        Mintalah teman mengamati mengamati salah satu pelajaran yang anda sajikan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan menjelaskan, dan diskusikan hasilnya.
3.        Amatilah beberapa pelajaran yang memuat penjelasan yang diberikan oleh guru pamong.
Contoh keterampilan menjelaskan : Salah satu keterampilan menjelaskan adalah menjelaskan materi pelajaran secara berurutan, contohnya dalam materi laju reaksi, dimulai dengan menjelaskan pengertian laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, ungkapan laju reaksi dan baru menghitung laju.
M       : bu, kenapa gula pasir lebih cepat larut di dalam air ketika diaduk bila dibandingkan dengan gula batu?
G        : Pertanyaan yang bagus. Ada yang tahu kenapa?
M       : Tidak bu.
G        : Baiklah.. Coba kalian lihat penghapus ini. Ada berpakah permukaan dari penghapus ini?
M       : Ada 6, bu.
G        : Ya, benar. Nah, jika seandainya penghapus ini ibu bagi dua. Jadi, masing-masing bagian dari penghapus tersebut memiliki berapa permukaan?
M       : ada 12, bu.
G        : Tepat sekali. Nah, jadi lebih banyak atau lebih luas permukaan penghapus yang dibagi duakan? Itu lah mengapa gula pasir lebih dahulu larut di dalam air bila dibandingkan gula batu. Hal ini dikarenakan luas permukaan sentuh dari gula yang berbentuk serbuk lebih besar bila dibandingkan dengan gula batu. Mengerti sekarang anak ibu?
M       : Mengerti bu.

5.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan set introduction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, member acuan dan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya.
a.      Tujuan pokok siasat membuka pelajaran.
Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan.
b.      Siasat menutup pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengangkhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk member gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
c.       Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
v  Membuka pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
1.      Menarikperhatian siswa. Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lainnya dengan :
·         Gaya mengajar guru
·         Penggunaan alat bantu pelajaran
·         Pola interaksi yang bervariasi
2.      Menimbulkan motivasi dengan cara :
·         Disertai kehangatan dan keantusiasan
·         Menimbulkan rasa ingin tahu.
·         Mengemukakan ide yang bertentangan
·         Memperhatikan minat siswa.
3.      Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti;
·         Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
·         Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
·         Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
·         Membuat pertanyaan-pertanyaan.
4.      Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
v  Menutup pelajaran
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah :
1)      Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum pelajaran dan membuat ringkasan.
2)      Mengevaluasi
d.      Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
1.      Sajikan suatu pengajaran selama 10-15 menit. Khususkan latihan dalam hal :
Ø  Menarik perhatian siswa
Ø  Menimbulkan motivasi
Ø  Memberi acuan
Ø  Menutup pelajaran
2.      Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit. Lihatlah semua komponen membuka dan menutup pelajaran. Mintalah teman sejawat anda untuk mengamatinya.


Contoh keterampilan membuka dan menutup pelajaran:
Keterampilan membuka pelajaran
Guru    :  Assalamu’alaikum anak-anak? Apa kabar?
Murid  :  Sehat bu.
Guru    :  Anak ibu, hari ini hadir semua kan?
Murid :  iya bu, hadir semua.
Guru    :  Sebelum kita mulai belajar, silahkan ketua kelasnya pimpin teman-temannya    untuk berdoa’a?
Murid  :  Siap bu. (Ketua kelas langsung memimpin doa)
Guru :   Baik,sekarang kita akan belajar tentang ikatan ion, tapi sebelumnya bapak ingin bertanya, siapa yang masih ingat tentang konfigurasi electron Na dan Cl? Apakah atom Na dan Cl telah stabil seperti gas mulia?
Murid  :  konfigurasi electron adalah susunan electron-elektron pada kulit.
Murid  :  Na dan Cl belum stabil bu.
Guru    :  Lalu bagaimanakah agar Na dan Cl stabil? . Nah itulah yang akan kita pelajari saat ini.
            Keterampilan menutup pelajaran :
G     : Anak ibu, sebelum kita akhiri perjumpaan ini. Silahkan kalian jawab 2 soal yang ada di papan tulis. Dikerjakan secara individu dengan batas waktu 8 menit, 4 menit untuk satu soal.
M    : Baik bu.
G     : Sekarang silahkan dikumpulkan evaluasi nya. Arif tolong ibu untuk mengumpulkan evaluasi kalian.
M    : Siap, bu.
G     : Ya.. Terima kasih, Arif. Nah, sekarang siapa yang bisa menyimpulkan pembelajaran kita pada hari ini.
M    : Saya bu.
G     : Ya, silahkan Shinta.
M    : Kesimpulan materi pada hari ini yaitu, ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk antara unsur logam dan non logam, dimana unsur logam memberikan elektronnya kepada unsur non logam.
G     : Bagus, seperti yang disampaikan oleh teman kalian tadi sudah benar. Jadi anak ibu, pelajari lagi materi ini di rumah dan kerjakan tugas halaman 24 nomor 1 sampai 5. Dikumpulkan minggu depan. Dan jangan lupa pelajari materi ikatan kovalen. Sampai di sini perjumpaan, ibu akhiri assalamu’alaikum wr.wb.

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
a.      Komponen keterampilan membimbing diskusi.
§  Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
§  Memperluas masalah atau urunan pendapat
§  Menganalisis pandangan siswa
§  Meningkatkan urunan siswa
§  Menyebarkan komponen berpartisipasi
§  Menutup diskusi
§  Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.      Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan
2.      Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi
3.      Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang tidak relevan
4.      Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi
5.      Tidak memperjelas atau mendukung urunan piker siswa
6.      Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.
Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Sajikanlah suatu pengajaran selama 10-15 menit dengan menggunakan metode diskusi. Siapkan suatu topic diskusi dan usahakan agar anda dan siswa mempunya latar belakang yang sama tentang topic tersebut. Kemudian terapkanlah semua komponen diatas.
Contoh keterampilan membimbing diskusi kecil :
Guru : Baik anak-anak, silahkan duduk berkelompok sesuai dengan yang ibu bagi minggu kemaren. Sekarang kita akan mendiskusikan hasil eksperimen kalian tadi mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit. Silahkan diskusikan dalam kelompok selama 15 menit, kemudian akan bapak undi siapa yang akan mempresentasikan. Dalam diskusi ini, ibu harapkan semuanya berpartisipasi aktif. Bagi yang berpartisipasi akan ibu beri nilai tambahan untuk masing-masing individu.

7.       Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan untuk menciptakan dan memepertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses pembelajaran yang serasi dan efektif. Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:(1) mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalamberperilaku yang sesuai dengan tata tertip serta aktivitas yang sedang berlangsung.(2) Menyadari kebutuhan siswa, serta(3) Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa.
a.             Komponen Keterampilan
1.      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi   belajar yang optimal. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
§  Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati,memberikan pernyataan atau memberi reaksi terhadap gangguan di dalam kelas.
§  Membagi perhatian secara visual dan verbal.
§  Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan menuntuttanggung jawab siswa.
§  Memberi petunjuk-pelunjuk yang jelas.
§  Menegur secara bijaksana, yaitu secara jalas dan tegas, bukan berupa peringatan atauocehan, serta membuat aturan.
§  Memberikan penguatan bila perlu.
2.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yangberkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu:
a.         Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b.        Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :
§  Memperlancar tugas-tugas : Mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas
§  Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok
c.         Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Untuk praktik menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip berikut: 1) Tampilkan kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar, agar dapat menciptakaniklim kelas yang menyenangkan.2) Gunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berpikir. 3) Gunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.4) Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.5) Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.6) Penanaman disiplin diri sendiri..
Selanjutnya dalam mengelola kelas, guru hendaknya menghindari hal-hal berikut:
1)        Campur tangan yang berlebihan
2)        Kesenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidak siapan guru.
3)        Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran.
4)        Penyimpangan, terutama yang berkaiatan dengan dengan disiplin diri.
5)        Bertele-tele.
6)        Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan.
Contoh keterampilan mengelola kelas. Tujuan nya adalah untuk menciptakan kondisi kelas yang optimal, sebelum belajar guru bisa berkata seperti :
Guru : Mohon perhatian semuanya, ketika ibu sedang menjelaskan, diharapkan semuanya memperhatikan ke depan jangan ada yang berbicara. Ya.. Toni, apa yang kamu tulis?
Murid : Tidak ada bu.
Guru : Kalau begitu, perhatikan ke depan begitu juga dengan semuanya. Tinggalkan aktifitas yang lain, sekarang fokuskan dengan apa yang ibu jelaskan. Nanti baru kalian ibu persilahkan menulis apa yang ada di papan tulis.

8.      Keterampilan Membelajarkan Kelompok Kecil dan Individual
Mengajar kelompok kecil dan individual, tejadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalam kelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswayang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok atau secara individual. Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual memungkinkan guru mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien serta memainkan perannya sebagai:
1)      Organisator kegiatan belajar-mengajar
2)      Sumber informasi bagi siswa
3)      Pendorong bagi siswa untuk belajar
4)      Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
5)      Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengari kebutuhannya
6)      Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya.

a.        Komponen-komponen Keterampilan
1.        Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara:
§   Kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
§   Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa
§   Memberikan respon positif terhadap gagasan siswa
§   Membangun hubungan saling mempercayai
§   Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa, tanpa kecenderungan mendominasi
§   Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
§   Mengendalikan situasi agar siswa merasa aman.
2.        Keterampilan mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara:
§   Memberi orientasi umum
§   Memvariasikan kegiatan
§   Membentuk kelompok yang tepat
§   Mengkoordinasikan kegiatan
§   Membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas
§   Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.
3.        Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yang dapat ditampilkan dalambentuk:
§   Memberi penguatan yang sesuai
§   Mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadapkeadaan siswa pada awal kegiatan
§   Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.
§   Mengadakan supervisi pemaduan, dengan cara mendekati setia kelompok/perorangan agar mereka siap untuk mengikuti kegiatan akhir
4.        Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, yang meliputihal-hal berikut:
§   Menetapkan tujuan pembelajaran.
§   Merencanakan kegiatan belajar.
§   Berperan sebagai penasehat.
§   Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.

b.        Penggunaan di dalam Kelas
1)      Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, individual disesuaikan dengan tujuan yang. hendak dicapai, kemampuan mahasiswa, ketersediaan fasilitas, waktu, serta kemampuan guru.
2)      Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan individual. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
3)      Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi beruparangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan sebagainya.Guru sebagai fasilitator terjadinya belajar
4)      Guru perlu mengenal siswa secara individual agar dapat mengatur kondisi belajar dengan tepat
5)      Dalam kegiatan belajar individual, siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yangdisiapkan.
Contoh keterampilan Membelajarkan kelompok kecil dan individual :
Guru  : Anak-anak, hari ini kalian akan mengisi teka-teki silang yang telah ibu buat tentang materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Tapi sebelumnya, anak ibu semua dipersilahkan membentuk kelompok yang telah ibu bagikan.
Murid : Baik, bu.
Guru  : Nah bagi kelompok 1, kalian akan ibu kasih sub materi pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit. Untuk kelompok lain, kalian akan mendapatkan sub materi yang berbeda. Ibu berikan waktu 10 menit untuk berdiskusi lalu, 10 menit kemudian kalian bertukar sub materi. Kelompok 1 memberikan sub materinya ke kelompok 2, dan begitu seterusnya. Kita lakukan hingga semua kelompok mendapatkan kesempatan membahas semua sub materi. Kemudian di akhir, kalian dipersilahkan duduk ke tempat masing-masing. Selama 10menit kerjakan, teka-teki ini secara individu.

9.      Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran[4]
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran
a.      Tujuan Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran, Yaitu:
1.      Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalitas
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
3.      Memperlancar jalannya proses pembelajaran
4.      Minimbulkan kegairahan belajar
5.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan
6.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
b.      Komponen-komponen Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran, yaitu:
1.      Media audio,yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapa didengarkan oleh siswa, seperti radio
2.      Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapa dilihat oleh siswa seperti peta
3.      Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapa dilihat dan didengarkan oleh siswa seperti TV edukasi
c.       Prinsip prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1.      Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar
2.      Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa
3.      Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.
Contoh Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran :
Guru     : anak-anak silahkan perhatikan dua gambar yang tertera pada slide. Siapa yang bisa memberikan komentar mengenai perbedaan tentang kedua gambar tersebut. Coba kamu Andini, komentarnya untuk gambar pertama.
Andini  : Gambar pertama tidak ada muatan di bulatan-bulatannya buk.
Guru     : Bagus, sekarang ibu persilahkan Tina untuk gambar kedua.
Tina       : Gambar kedua ada muatan positif dan negative pada bulat-bulatnya buk.
Guru     : Benar apa yang dikatakan teman kalian.

10. Keterampilan Mengadakan Evaluasi[5]
a.       Memperhatikan dan mengadakan pejajakan kemajuan murid
b.      Mengadakan diagnosa kan dan kelemahan murid dalam segi-segi tertentu
c.       Mencari pemecahan yaig bersifat mengatasi kesulitan, kelemahan dalam segi-segi tertentu
d.      Mengembangkan berbagai cara mengadakan evaluasi
e.       Mendorong agar murid berani megadakan evaluasi pada dirinya











BAB. III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Paradigma baru pembelajaran IPS di sekolah dasar lebih mengedepankan proses daripada hasil. Dalam pembelajaran dipertimbangkan berbagai faktor, antara lain: latar belakang peserta didik, psikologi anak, jenis belajar dll.   
        Tujuan  utama pendidikan IPS di SD mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan  ketimpangan yang terjadi, terampil  mengatasi  masalah yang terjadi sehari- hari  di masyarakat. Proses pembelajaran IPS akan dapat berhasil apabila guru memiliki bekal pengetahuan, formula IPS dan karakteristik IPS itu sendiri. Pelajaran IPS sebagai perpaduan dari lima komponen yang terdiri dari : (1) time; (2) space; (3) issues;(4) concept; dan (5) relitionship. Pemahaman guru tentang konsep dan karakteristik pelajaran IPS merupakan modal penting untuk membimbing belajar pesertadidik dalam pembelajaran IPS.
              Dalam proses pembelajaran jika memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar pesertadidik, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan guru mampu menerapkan keterampilan mengajar secara optimal, maka tujuan pembelajaran akan dapat dicapai. Keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan dalam pembelajaran adalah : (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran; (2) keterampilan menjelaskan; (3) keterampilan bertanya; (4) keterampilan mengadakan variasi; (5) keterampilan memberi penguatan; (6) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; (7) keterampilan mengelola kelas; (8) keterampilan membelajarkan kelompok kecil dan individual; (9) keterampilan menggunakan media pembelajaran; (10) keterampilan mengadakan evaluasi.

















DAFTAR PUSTAKA



Ali, M. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar baru Algensindo
Anonim. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. ..\BAHAN\06 Keterampilan Dasar
Guru\KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR « Solok Selatan dari mata Wong
Cilik.htm 
Baldridge, J.V.& Terrence.D. 1983. The Dynamics of Organizational Change in Education ( 3 rd ed). Berkeley, California : McCutchan Publising Corporation.
David, K. 1977. Human Behavior at work : Organizational Behavior. New york : McGraaw. Hill. Inc.
 Purwo B.K. 2010. Mengembangkan Penalaran dalam Pendidikan. D:\Pasca sarjana UNP\Strategi pembelajaran fisika\BAHAN\06 Keterampilan Dasar Guru\ Mengembangkan Penalaran dalam Pendidikan
Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Asoka Dikta durat Bahagia


(Diakses tanggal 13 oktober 2015)




[1] Baldridge, J.V.& Terrence.D. 1983. The Dynamics of Organizational Change in Education ( 3 rd ed). Berkeley, California : McCutchan Publising Corporation.

[2] David, K. 1977. Human Behavior at work : Organizational Behavior. New york : McGraaw. Hill. Inc.

[3] Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Asoka Dikta durat Bahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS RPP SD KELAS IV

KAPITA SELEKTA PENDIDKAN PENDIDIAKN KONVENSIOANAL DAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

INOVASI PEMBELAJARAN