ANALISIS RPP SD KELAS IV
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
ANALISIS RPP IPA SD KELAS IV
Disusun sebagai salah satu tugas individu pada mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen : Nenden munawaroh, M.Pd.I
Oleh :
Dadan Hermawan
2406313006
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisis RPP IPA Kelas 6”.
Salawat dan salam senantiasa penulis panjatkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
yang sangat di teladani umat islam di bumi ini.
Dalam
proses penulisan makalah ini, penulis menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai sumber, sehingga penulis merasakan manfaat yang sangat besar.karena
itu penulis ingin menyatakan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Nenden Munawaroh, M.Pd.I selaku dosen Mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian makalah ini.
2. Bapak Sarifulloh, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SDN
Padasuka 02 Kec. Pasirwangi dan Ibu Wiwin Wintarti. S.Pd. selaku Guru wali
kelas 6 yang telah pengulis dalam pembuatan RPP.
3. Semua
teman-teman yang telah berpartisipasi dan menberikan dorongan serta motivasi
dalam penyelesaian makalah ini.
4. Dan
rekan-rekan kelas PGMI 1.A yang
senantiasa mendukung dan memotivasi
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah Ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Apabila terdapat kata-kata
yang tidak berkenang di hati pembaca olehnya itu penulis minta maaf yang
sebesar-besarnya karena kita ketahui
bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu
kritik dan saran sangat di harapkan untuk lebih memotivasi penulis untuk lebih
menyenpurnakan karya-karya tulis selanjutnya.
Semoga
makalah ini menberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca
pada umunya. Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan bermanfaat bagi
pembaca dan menambah pengetahuan dan
wawasan serta kelak dapat di amalkan kepada generasi selanjutnya.
Garur, Maret
2014
Penulis.
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ……………………….…………………….
1
Tabel
1 ………………………….…………………………………………………. 5
Pembahasan
Teori ………………………………………………………………… 10
A.
Pendekatan pembelajaran ……………………………………………….. 10
B.
Strategi Pembelajaran …………………………………………………… 12
C.
Metoda Pembelajaran
…………………………………………………… 13
D.
Teknik Pembelajaran …………………………………………………….. 15
E.
Pengertian Model Pembelajaran …………………………………………. 15
Hasil
Analisis ………….…………………………………………………………..
22
1. Cirri
–Ciri …………...………………………………………………… 22
2. Komponen
– komponen …………………………………………………. 23
3. Kelebihan ………………………………………………………………... 24
4. Kekurangan ……………………………………………………………… 25
5. Teori
Belajar …………………………………………………………….. 25
6. Model
Pembelajaran …………………………………………………….. 26
7. Kelemahan
dan Kelebihan
Model pembelajaran Terpadu ………………………………………...…. 27
8. PAKEM ……………………………………………………………..…… 30
9. Strategi ………………………………………………………………….. 31
Tabel Hasil Analisis ……………………………………………………………… 34
Kesimpulan ……………………………………………………………….………. 35
Dafatar
Pustaka …………………………………………………………………… 37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah
: SDN
PADASUKA 02
Mata
Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi
Pokok : Energi dan Perubahannya
Kelas/Semester : VI/
1
Waktu : 1 x 60 menit (1 pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
Memahami hubungan antara gaya,
gerak, dan energi, serta fungsinya.
B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet).
2. Mengidentifikasi pengaruh gaya
terhadap gerak benda.
C. Tujuan
Pembelajaran :
1.
Siswa
dapat Membedakan antara gerak dan gaya
2.
Siswa
dapat Menunjukkan kekuatan gaya terhadap gerak benda dalam sebuah percobaan
sederhana
3.
Siswa
dapat Memberi contoh penggunaan gaya dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Siswa
dapat Memjelaskan factor yang mempengaruhi gerak benda.
& Karakter
siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
), Rasa hormat dan perhatian ( respect ),
Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab
( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
D. Materi
Essensial
-
Gaya
Gravitasi
-
Gaya
gesekan
-
Pengaruh
Gaya
-
Gerak
Benda
E. Media
Belajar
-
Buku SAINS SD Relevan Kelas VI
-
Sebuah
bola, ketapel, datrai dan rangkaian listrik sederhana
F. Rincian
Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1
|
|
Apersepsi
dan Motivasi :
o
Menyampaikan Indikator Pencapaian
Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
|
(5 menit)
|
& jEksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi, guru:
F Siswa dapat Memahami peta konsep tentang gaya
dan gerak
F Memahami istilah gaya
F Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
& Elaborasi
Dalam kegiatan
elaborasi, guru:
F membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
F memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil
kerja individual maupun kelompok;
F Melakukan kegiatan
& Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
|
(50 menit)
|
o
Memberikan kesimpulan bahwa
-
Gaya dapat memperngaruhi gerak benda
dari diam menjadi bergerak
-
Semakin besar gaya yang didapatkan benda
makan semakin besar pergerakannya
-
Pengaruh gaya terhadap bebda yang
bergerak
a. Mempercepat gerak
b.
Memperlambat gerak
c.
Menghentikan gerak
d. Mengubah arah gerak
|
(5 menit)
|
–
|
|
G.
Penilaian:
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Instrumen/ Soal
|
o Menjelaskan berbagai
faktor yang mempengaruhi gerak benda, misalnya tarikan karet pada ketapel,
gerak jungkat-jungkit.
o Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda
(kasar, halus).
o Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar
o Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh
|
Tugas Individu dan Kelompok
|
Laporan dan unjuk kerja
Uraian
Objektif
|
o Jelaskan berbagai factor yang dapat mempengaruhi gerak benda.
o Bandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar,
halus).
o Jelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar
o Jelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh
|
FORMAT
KRITERIA PENILAIAN
& Produk
( hasil diskusi )
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
|
Konsep
|
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
*
semua salah
|
4
3
2
1
|
& Performansi
No.
|
Aspek
|
Kriteria
|
Skor
|
1.
2.
3.
|
Pengetahuan
Praktek
Sikap
|
*
Pengetahuan
*
kadang-kadang Pengetahuan
*
tidak Pengetahuan
*
aktif Praktek
*
kadang-kadang aktif
*
tidak aktif
*
Sikap
*
kadang-kadang Sikap
*
tidak Sikap
|
4
2
1
4
2
1
4
2
1
|
& LEMBAR PENILAIAN
No
|
Nama
Siswa
|
Performan
|
Produk
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
||
Pengetahuan
|
Praktek
|
Sikap
|
|||||
1.
2.
3.
4.
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
CATATAN :
@ Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal
) X 10.
@ Untuk
siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Padasuka, 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel IPA
.................................. ..................................
NIP : NIP
:
HASIL
ANALISIS
Hasil dari analisis penulis pada RPP diatas pada
mata pelajaran Ilmu Pendidikan Alam Kelas 6 SD dengan menggunakan kurikulum
tersebut:
1.
CIRI-CIRI
Kurikulum
KTSP memiliki beberapa karakteristik yang tidak lepas dari karakteristik, Dari
hasil wawancara dan observasi yang kami lakukan dapat kita simpulkan bahwa
kurikulum yang digunakan memiliki cirri-ciri diantaranya adalah :
a. Adanya hubungan yang harmonis antara
guru dan siswa.
Untuk membangun suasana belajar yang baik, hubungan antara guru dan siswa harus pula dibangun seharmonis mungkin, sehingga guru tidak terkesan menakutkan, karena pengaruh psikis sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam belajar, jika kita lihat fenomena pembelajaran disekolah, ada istilah guru killer ataupun dosen killer, ini merupakan bukti bahwa ternyata masih ada dalam proses pembelajaran yang mana guru atau dosen yang ditakuti oleh para siswa atau mahasiswa, dan berimplikasi terhadap daya tangkap siswa.
Untuk membangun suasana belajar yang baik, hubungan antara guru dan siswa harus pula dibangun seharmonis mungkin, sehingga guru tidak terkesan menakutkan, karena pengaruh psikis sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam belajar, jika kita lihat fenomena pembelajaran disekolah, ada istilah guru killer ataupun dosen killer, ini merupakan bukti bahwa ternyata masih ada dalam proses pembelajaran yang mana guru atau dosen yang ditakuti oleh para siswa atau mahasiswa, dan berimplikasi terhadap daya tangkap siswa.
b. Proses pembelajaran sudah
melaksanakan model “PAKEM” atau Active Leaarning.
Setiap siswa memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, oleh sebab itu hendaknya pembelajaran yang dilakukan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu pembelajaran harus dikemas dengan menarik dan dapat mencukupi kebutuhan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Agar pembelajaran dapat merata dan menarik siswa untuk berpartisipasi, maka sekolah perlu untuk merencanakan sebuah model pembelajaran yang dapat mengemas proses belajar siswa menjadi sangat menyenangkan yang salah satunya dapat dilakukan dengan model PAKEM. Dengan pembelajaran yang PAKEM, pendidik dapat menyusun strategi mana yang tepat untuk digunakan sesuai dengan materi yang dibelajarkan.
Setiap siswa memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, oleh sebab itu hendaknya pembelajaran yang dilakukan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu pembelajaran harus dikemas dengan menarik dan dapat mencukupi kebutuhan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Agar pembelajaran dapat merata dan menarik siswa untuk berpartisipasi, maka sekolah perlu untuk merencanakan sebuah model pembelajaran yang dapat mengemas proses belajar siswa menjadi sangat menyenangkan yang salah satunya dapat dilakukan dengan model PAKEM. Dengan pembelajaran yang PAKEM, pendidik dapat menyusun strategi mana yang tepat untuk digunakan sesuai dengan materi yang dibelajarkan.
c. Menggunakan pembelajaran tematik dan
terpadu.
Pembelajaran pada kelas rendah sudah melaksanakan pembelajaran tematik, begitu juga pada kelas tinggi menggunakan pembelajaran terpadu. Tetapi dalam pelaksanaannya, pembelajaran masih dilaksanakan per mata pelajaran.
Pembelajaran pada kelas rendah sudah melaksanakan pembelajaran tematik, begitu juga pada kelas tinggi menggunakan pembelajaran terpadu. Tetapi dalam pelaksanaannya, pembelajaran masih dilaksanakan per mata pelajaran.
d. Pengembangan peserta didik
disesuaikan dengan minat dan bakat.
Minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik perlu untuk disalurkan guna menggali dan mengasah potensi yang dimiliki. Oleh sebab itu sekolah perlu mengadakan kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah atau ekstrakurikuler yang dapat dijadikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik tersebut. Kegiatan tersebut berupa pramuka, olahraga, dll. Selain itu perlu juga dilakukan program pembimbingan siswa berbakat yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa dan dilakukan oleh guru yang sesuai dengan bidangnya.
Minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik perlu untuk disalurkan guna menggali dan mengasah potensi yang dimiliki. Oleh sebab itu sekolah perlu mengadakan kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah atau ekstrakurikuler yang dapat dijadikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik tersebut. Kegiatan tersebut berupa pramuka, olahraga, dll. Selain itu perlu juga dilakukan program pembimbingan siswa berbakat yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa dan dilakukan oleh guru yang sesuai dengan bidangnya.
e. Integralistik
Maksudnya adalah dalam kurikulum humanistik menekankan kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual ( Kognitif) tetapi juga emosional dan tindakan, ini merupakan komitmen dari pendidikan humanis yang mana berupaya untuk mengembalikan pendidikan kepada realitas sosial.
Maksudnya adalah dalam kurikulum humanistik menekankan kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual ( Kognitif) tetapi juga emosional dan tindakan, ini merupakan komitmen dari pendidikan humanis yang mana berupaya untuk mengembalikan pendidikan kepada realitas sosial.
f. Totalitas
Maksudnya adalah kurikulum humanistik harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh ( totalitas ) , bukan terpenggal – penggal ( parsial ).
Maksudnya adalah kurikulum humanistik harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh ( totalitas ) , bukan terpenggal – penggal ( parsial ).
g. Model evaluasi tidak ada kriteria
pencapaian.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kurikulum menekankan totalitas, oleh karena itu dalam model evaluasi yang dilakukan tidak ada kriteria pencapaian, karena kurikulum ini lebih menekankan proses bukan hasil, jika kita melihat fenomena UNAS dalam pendidikan kita di Indonesia, kriteria pencapaian yang diformat dalam UNAS sangat tidak humanis, karena hanya menitik beratkan kepada aspek kognitif sehingga keberhasilan pendidikan hanya di nilai dari angka bukan sikap, walaupun dalam KTSP format penilaian menggunakan aspek sikap. Tentunnya hal ini bertentangan dengan pendidikan humanis yang berorientasi terhadap pengembangan potensi manusia.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kurikulum menekankan totalitas, oleh karena itu dalam model evaluasi yang dilakukan tidak ada kriteria pencapaian, karena kurikulum ini lebih menekankan proses bukan hasil, jika kita melihat fenomena UNAS dalam pendidikan kita di Indonesia, kriteria pencapaian yang diformat dalam UNAS sangat tidak humanis, karena hanya menitik beratkan kepada aspek kognitif sehingga keberhasilan pendidikan hanya di nilai dari angka bukan sikap, walaupun dalam KTSP format penilaian menggunakan aspek sikap. Tentunnya hal ini bertentangan dengan pendidikan humanis yang berorientasi terhadap pengembangan potensi manusia.
2. KOMPONEN-KOMPONEN
Kurikulum KTSP yang dikembangkan oleh SD Negeri Padasuka II
terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran disekolah baik dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran selain mengembangkan pada aspek kognitif, sekolah juga menekankan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian atau karakter. Dengan diadakannya pembelajaran tersebut, sekolah memiliki tujuan membentuk siswa yang berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, terampil, memiliki IPTEK, berprestasi, berdaya guna dan berhasil guna.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran disekolah baik dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran selain mengembangkan pada aspek kognitif, sekolah juga menekankan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian atau karakter. Dengan diadakannya pembelajaran tersebut, sekolah memiliki tujuan membentuk siswa yang berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, terampil, memiliki IPTEK, berprestasi, berdaya guna dan berhasil guna.
b. Materi
Adapun cakupan materi atau kelompok materi yang terdapat dalam kurikulum SD Negeri adalah Agama dan Akhlak mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Selain itu didalam muatan kurikulum juga termasuk kegiatan pengembangan diri yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pembiasaan, kegiatan keteladanan, kegiatan nasionalisme dan patriotisme serta pembinaan dan bimbingan. Baik kelompok mata pelajaran maupun kegiatan pengembangan diri tersebut semuanya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Adapun cakupan materi atau kelompok materi yang terdapat dalam kurikulum SD Negeri adalah Agama dan Akhlak mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Selain itu didalam muatan kurikulum juga termasuk kegiatan pengembangan diri yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pembiasaan, kegiatan keteladanan, kegiatan nasionalisme dan patriotisme serta pembinaan dan bimbingan. Baik kelompok mata pelajaran maupun kegiatan pengembangan diri tersebut semuanya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Proses Pembelajaran
Pembelajaran yang dilaksanakan
Pembelajaran yang dilaksanakan
d. Evaluasi
Evaluasi yang lakukan oleh SD Negeri Padasuka II sudah ditetapkan pada tabel kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penilaian yang tercantum dalam KKM hanya berorientasi pada aspek kognitif saja.
Evaluasi yang lakukan oleh SD Negeri Padasuka II sudah ditetapkan pada tabel kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penilaian yang tercantum dalam KKM hanya berorientasi pada aspek kognitif saja.
3. KELEBIHAN
Kurikulum KTSP yang dikembangkan SD Negeri Padasuka II memiliki kelebihan sebagai berikut :
Kurikulum KTSP yang dikembangkan SD Negeri Padasuka II memiliki kelebihan sebagai berikut :
a.
Menggunakan
pembelajaran PAKEM
Sekolah sudah menggunakan active learning sehingga keaktifan siswa akan terfasilitasi dan siswa akan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Sekolah sudah menggunakan active learning sehingga keaktifan siswa akan terfasilitasi dan siswa akan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
b.
Mengembangkan
sikap kristis siswa
Dengan adanya pembelajaran PAKEM yang dilaksanakan oleh sekolah akan menumbuhkan sikap kritis siswa terhadap fenomena-fenomena yang ada. Siswa akan mampu berfikir rasional dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dengan bahasa sendiri.
Dengan adanya pembelajaran PAKEM yang dilaksanakan oleh sekolah akan menumbuhkan sikap kritis siswa terhadap fenomena-fenomena yang ada. Siswa akan mampu berfikir rasional dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dengan bahasa sendiri.
c.
Pelaksanaan
Kurikulum
Kurikulum yang digunakan SD Negeri Padasuka II sudah terlaksana dengan baik yang mencakup tentang standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,kompetensi dasar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Kurikulum yang digunakan SD Negeri Padasuka II sudah terlaksana dengan baik yang mencakup tentang standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,kompetensi dasar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
d.
Kurikulum
dapat dievaluasi
Kurikulum yang telah dilaksanakan dapat di ukur dan dievaluasi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum selanjutnya.
Kurikulum yang telah dilaksanakan dapat di ukur dan dievaluasi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum selanjutnya.
4. KEKURANGAN
a. Sulit dilakukan, dipengaruhi
pengalaman individual secara total, sulit melihat dampaknya, dan tak ada
dukungan publik.
Pelaksanaan pembelajaran PAKEM sulit untuk dterapkan secara optimal karena banyaknya kharakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga kebutuhan akan belajar mereka juga berbeda pula. Hal ini sedikit menyulitkan guru dalam merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Selain itu, guru belum mampu menyusun sendiri silabus secara keseluruhan.
Pelaksanaan pembelajaran PAKEM sulit untuk dterapkan secara optimal karena banyaknya kharakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga kebutuhan akan belajar mereka juga berbeda pula. Hal ini sedikit menyulitkan guru dalam merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Selain itu, guru belum mampu menyusun sendiri silabus secara keseluruhan.
b. Kurang dukungan publik
Orang tua atau wali murid kurang mendukung dalam proses pengembangan kurikulum.
Orang tua atau wali murid kurang mendukung dalam proses pengembangan kurikulum.
c. Standar pembiayaan serta Sarana dan
Prasarana
Sekolah belum mampu mencukupi kebutuhan yang diperlukan sekolah. Perpustakaan dan lab komputer belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh sekolah.
d. Penilaian
Penilaian masih berorientasi pada aspek kognitif.
Sekolah belum mampu mencukupi kebutuhan yang diperlukan sekolah. Perpustakaan dan lab komputer belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh sekolah.
d. Penilaian
Penilaian masih berorientasi pada aspek kognitif.
5. TEORI BELAJAR
Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.
Berdasarkan hasil analisis dari kurikulum SD Negeri Padasuka II, maka dapat diketahui bahwa Sekolah ini menggunakan Teori Pendidikan Pribadi, Teknologi pembelajaran dan teoeri pembelajaran interaksionalisme. Di mana dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Namun, tetap ada interaksi social antara siswa, guru, dan lingkungan sekitar, baik lingkungan sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, maka 3 Teori Pendidikan tersebut, yaitu
Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.
Berdasarkan hasil analisis dari kurikulum SD Negeri Padasuka II, maka dapat diketahui bahwa Sekolah ini menggunakan Teori Pendidikan Pribadi, Teknologi pembelajaran dan teoeri pembelajaran interaksionalisme. Di mana dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Namun, tetap ada interaksi social antara siswa, guru, dan lingkungan sekitar, baik lingkungan sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, maka 3 Teori Pendidikan tersebut, yaitu
a.
Teori
pendidikan pribadi, dimana dalam teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi
pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang
bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan
keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Proses aktualisasi
diri dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimililki peserta didik melalui
kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka dan komputer. Dalam pembelajaranya
berpusat student centered (siswa dituntut untuk lebih aktif), guru hanya
sebagai fasilitator, pembimbing, motivator, dan pelayan bagi peserta didik.
b.
Teori
teknologi pendidikan
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
c.
Teori
Pendidikan Interaksional
Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Ada hubungan timbal balik, komunikatif antara guru dan peserta didik.
Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Ada hubungan timbal balik, komunikatif antara guru dan peserta didik.
6. MODEL PEMBELAJARAN
A. Model
A. Model
Model Pembelajaran yang digunakan di
Sekolah tersebut berdasarkan analisis dari kurikulum yang telah dikembangkan
adalah model pembelajaran proses informasi, model pembelajaran behaviouristik,
dan model pembelajaran humanistic.
Dalam kurikulum tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:
Dalam kurikulum tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:
a.
Model
Pembelajaran Informasi
Dalam model pembelajaran ini, menunjukkan bahwa ada transformasi informasi dari guru ke siswa dan sebaliknya. Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Dalam model pembelajaran ini, menunjukkan bahwa ada transformasi informasi dari guru ke siswa dan sebaliknya. Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
b.
Model
Pembelajaran Behaviouristik
Model pembelajaran ini lebih menekankan pada perubahan perilaku pada siswa. Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
Model pembelajaran ini lebih menekankan pada perubahan perilaku pada siswa. Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
c.
Model
Pembelajaran Humanistik
Pada model pembelajaran ini, guru berperan sebagai panutan atau contoh, sehingga nantinya dapat dicontoh oleh peserta didik. Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Pada model pembelajaran ini, guru berperan sebagai panutan atau contoh, sehingga nantinya dapat dicontoh oleh peserta didik. Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
- KELEMAHAN
DAN KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
A.
Kekuatan
Pembelajaran Terpadu
Standar kompetensi dan kompetensi dasar
dikembangkan dalam bidang kajian, namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki
keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi
tersebut. Salah satu contoh yang dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat
mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan
untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang
terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya
dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup.
Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan
pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
1.
Dengan
menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena
beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga
dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2.
Peserta
didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.
3.
Meningkatkan
taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada
gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi
situasi pembelajaran.
4.
Pembelajaran
terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan
kompetensi IPA.
5.
Motivasi
belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
6.
Pembelajaran
terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara
pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga
pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami
hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
7.
Akan
terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan
narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata,
dan dalam konteks yang lebih bermakna.
B.
Kelemahan
Pembelajaran Terpadu
Di samping kekuatan yang dikemukakan itu, model
pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya
tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu
model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu
pula dengan pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut
ini.
1.
Aspek Guru:
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang
kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit
terwujud.
2.
Aspek
peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal
ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan
analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan
eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak
dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit
dilaksanakan.
3.
Aspek
sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan
atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas
internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan
wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu
juga akan terhambat.
4.
Aspek
kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru
perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian
keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5.
Aspek
penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain
dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan
pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru
lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6.
Suasana
pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu
bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada
saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan
latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
7.
Sekalipun
pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain keunggulannya,
sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian
terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran .
- Karakteriistik
karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu yaitu
sebagai berikut:
a. child center artinya karakteristik model
pembelajaran terpadu berpusat pada anak
b.Pembelajaran Terpadu memberikan
pengalaman secara langsung kepada anak.
c. Tidak begitu jelasnya pemisahan
antarbidang studi.
d.
dalam suatu proses pembelajaran dapat menyajikan berbagai
konsep dari bidang studi
e. Memiliki karakteristik sifat luwes
f. Memperoleh hasil pembelajaran yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak dan dapat berkembang sebagai mana
kebutuhan anak.
8. PAKEM
Sebagaimana telah kita ketahui PAKEM merupakan kependekan
dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dari kata-kata
itulah kita dapat mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari PAKEM itu
sendiri.
a. Aktif
Ciri
pertama pembelajaran model PAKEM adalah aktif. Maksudnya pembelajaran model ini
memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan,
memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari
manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif,
baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya.
b. Kreatif
Ciri
kedua pembelajaran model ini adalah kreatif. Maksudnya pembelajarannya
membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan
ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau
tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun
dituntut ntuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran model PAKEM
ini.
c. Efektif
Ciri
ketiga pembelajaran model ini adalah efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran
yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
peserta didik.
d. Menyenangkan
Ciri
keempat pembelajaran model ini adalah menyenangkan. Maksudnya, pembelajaran
model PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Dalam kaitan ini, Rose and Nicholl (2003)
mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Menciptakan lingkungan tanpa stress,
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses
tetap tinggi.
2. Menjamin bahwa bahan ajar itu
relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan
ajar.
3. Menjamin bahwa belajar secara
emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar
dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat ,
waktu rehat dan jeda teratur, serta dukungan antusias.
4. Melibatkan secara sadar semua indera
dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
5. Menantang peserta didik untuk dapat
berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan
sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
6. Mengkonsolidasikan bahan yang sudah
dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks
9. STARTEGI
Strategi pembelajaran
diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
- Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan
pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Bahan pelajaran disajikan dalam
bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. pembelajaran
langsung biasanya bersifat deduktif.
- Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi ini sering disebut inkuiri, induktif,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penemuan. Pembelajaran berpusat
pada peserta didik, guru hanya sebagai fasilitator, dan pengelola lingkungan
belajar, peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
- Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran ini menekankan pada diskusi dan
sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta
didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, pengetahuan guru
atau teman sebaya serta untuk membangun cara berfikir dan merasakan.
- Strategi pembelajaran empiric (experiential)
Pembelajaran empirik berorientasi pada
kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas.
- Strategi pembelajaran mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan
strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu,
kemandirian, dan peningkatan diri.
KESIMPULAN
1.
PENDEKATAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan,
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif
(Sanjaya, 2008:127).
2.
METODE
Metode merupakan jabaran dari pendekatan.
Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah
prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.
3.
TEKNIK
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana
yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan
efisien? Dengan demikian sebelum seorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kondisi dan situasi.
4.
MODEL
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat
tentang perbedaan istilah tersebut.
5.
STRATEGI
Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (J.R. David dalam Sanjaya,
2008:126). Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp dalam Sanjaya,
2008:126). Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan
makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan
sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas
pengajaran (Ahmad Rohani, 2004 : 32). Sementara itu, Joyce dan Weil lebih
senang memakai istilah model-model mengajar daripada menggunakan strategi
pengajaran (Joyce dan Weil dalam Rohani, 2004:33.
Nana Sudjana menjelaskan
bahwa strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para
siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif. dan
efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34). Jadi menurut Nana Sudjana,
strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau
perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu
dalam satuan pelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang
metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih
luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik
pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode,
teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas
saat pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu,
siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna
bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar
konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
TABEL 1
STRATEGI
|
MODEL
|
METODE
|
PENDEKATAN
|
TEKNIK dan TAKNIK
|
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Kerja kelompok
4. Belajar bebas
5. Studi perpustakaan
6. Menggunakan media
7. Praktik / latihan
8. Belajar di laboratorium
9. Karyawisata
10. Tutorial
11. OJT (On the Job Training)
12. Studi kasus
13. Bermain game
14. Aplikasi proyek
15. Penugasan
16. Atau yang lain
|
1.CBSA
2.PAKEM
3.Kompetensi
4.Tematik
5.Terpadu
6.Cuantum Teaching Learning
(CTL)
7.Rekreasi
8.INQUIRY
9. QUESTIONING
10. CONSTRUCTIVISM
11. LEARNING COMMUNITY
12. AUTHENTIC ASSESSMENT
13. MODELING
14. REFLECTION
|
4. COOPERATIVE
SCRIPT(Dansereau Cs 1985)
5. KEPALA
BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi dari number heads)
8. PROBLEM
BASED INTRODUCTION (PBI)
Pembelajaran berdasarkan masalah
9. ARTIKULASI
10. MIND
MAPPING
11. MAKE - A
MATCH
13. DEBATE
14. ROLE
PLAYING
16. TALKING
STICK
22. EXPLISIT
INSTRUCTION
Pengajaran langsung ( Rosenshina and Stevens 1986 )
23. COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Kooperative membaca dan menulis (Steven and Slavin 1995)
26. WORD SQUARE
27. SCRAMBLE
28. TAKE AND
GIVE
34. TARI BAMBU
39. INQUIRY
|
1.
Pendekatan
Kontekstual
2.
Pendekatan
Konstruktivisme
3.
Pendekatan
Deduktif
4.
Pendekatan
Induktif
5.
Pendekatan
Konsep
6.
Pendekatan
Proses
7.
Pendekatan
Sains, Tekhnologi dan Masyarakat
8.
SCL (“Student-centred
learning)
9.
Active Learning
10. Contextual Teaching and Learning
11. Cooperative Learning
12. Creative Learning
13. Inquiry dan Discovery
14. Problem Solving
15. Problem Based Learning
16. Pendekatan
joyful learning
17. Life Skills Based Learning
18. IESQ Based Learning
19. Hard and Soft Skills Based Learning
20. Pendekatan
Salingtemas
21. Pendekatan
Keterampilan Proses Sains (KPS)
Pendekatan Terpadu (Integrated Approach
|
1. Teknik
Individual
2. Directive
Counselin
3. Non-Directive
Counselin
4. Elective
Counseling
|
Tabel Hasil Analisis
STRATEGI
|
MODEL
|
METODE
|
PENDEKATAN
|
TEKNIK dan
TAKTIK
|
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Kerja kelompok
4. Menggunakan media
5. Praktik / latihan
6. Studi kasus
7. Penugasan
|
1.PAKEM
pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas,
pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini
memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
1.
Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:
·
Melakukan pengamatan
·
Melakukan percobaan
·
Melakukan penyelidikan
·
Melakukan wawancara
·
Siswa belajar banyak melalui berbuat
·
Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
2. Komunikasi,
bentuknya antara lain:
·
Mengemukakan pendapat
·
Presentasi laporan
·
Memajangkan hasil kerja
·
Ungkap gagasan
3. Interaksi,
bentuknya antara lain:
·
Diskusi
·
Tanya jawab
·
Lempar lagi pertanyaan
a.
Kesalahan makna berpeluang terkoreksi
b.
Makna yang terbangun semakin mantap
c.
Kualitas hasil belajar
4.
Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang
diperbuat/dipikirkan:
·
mengapa demikian?
·
apakah hal itu berlaku untuk …? •
·
Untuk perbaikan gagasan/makna
·
Untuk tidak mengulangi kesalahan
·
Peluang lahirkan gagasan baru
|
Pembelajaran terpadu
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna
disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran.
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
ada 10 macam model pembelajaran
terpadu, seperti
a. The connected model (model terhubung)
b. The webbed model (model jaring laba-laba)
c. The integrated model ( model integrasi)
d. The nested model (model tersarang)
e. The fragmented model ( model fragmen)
f. The sequenced model ( model terurut)
g. The shared model ( model terbagi)
h. The threaded model (model pasang benang)
i.
The immersed model (model
terbenam)
j.
The networked model (model
jaringan)
|
|
1. Teknik Individual
a.
Siswa
di bagi mennjadi beberapa kelompok tiap kelompok terdiri dari 3 -4 orang
siswa, guru dapat membagi antara iswa aktif dan siswa yang pasik agar proses
pembaelajaran memdorong reatifitas dan daya dorong peserta dalam pembelajaran.
b.
Pada
metode ceramah guru sebagai fasilitaror memberikan materi yang diselingi
dengan canda humor agar proses pembelajaran tidak membosankan
c.
Memnggunakan
alat-alat peraga untuk menambah ketertarikan siswa dalam proses pemahaman
pembelajaran.
d.
Dalam
proses penilaian guru menilai dari aspek individu dan kelompok.
|
1.
Active
Learning
Pembelajaran aktif adalah segala
bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa
maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut, sehingga
semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Menurut Bonwell (1995),
pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a.
Penekanan proses pembelajaran
bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan
ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan
yang dibahas,
b.
Siswa tidak hanya mendengarkan
pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan
materi pembelajaran,
c.
Penekanan pada eksplorasi
nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran,
d.
Siswa lebih banyak dituntut untuk
berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
e.
Umpan-balik yang lebih cepat akan
terjadi pada proses pembelajaran.
f.
Contohnya kita bisa lihat pada
salah satu teknik pembelajaran aktif yaitu Exam questions writing :
Untuk mengetahui apakah siswa
sudah menguasai materi pelajaran tidak hanya diperolehdengan memberikan ujian
atau tes. Meminta setiap siswa untuk membuat soal ujianatau tes yang baik
dapat meningkatkan kemampuan siswa mencerna materi pelajaranyang telah
diberikan sebelumnya. Pengajar secara langsung bisa membahas dan
memberikomentar atas beberapa soal yang dibuat oleh siswa di depan kelas
dan/ataumemberikan umpan balik kemudian.
|
Komentar
Posting Komentar