ANALISIS RPP SD KELAS IV

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
ANALISIS RPP IPA SD KELAS IV
Disusun sebagai salah satu tugas individu pada mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen : Nenden munawaroh, M.Pd.I

Oleh :
Dadan Hermawan
2406313006










PROGRAM STUDI 
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
2014


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis RPP IPA Kelas 6”. Salawat dan salam senantiasa penulis panjatkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang sangat di teladani umat islam di bumi ini.
Dalam proses penulisan makalah ini, penulis menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai sumber, sehingga penulis merasakan manfaat yang sangat besar.karena itu penulis ingin menyatakan rasa terima kasih kepada:
1.      Ibu Nenden Munawaroh, M.Pd.I selaku dosen Mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian makalah ini.
2.      Bapak Sarifulloh, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SDN Padasuka 02 Kec. Pasirwangi dan Ibu Wiwin Wintarti. S.Pd. selaku Guru wali kelas 6 yang telah pengulis dalam pembuatan RPP.
3.      Semua teman-teman yang telah berpartisipasi dan menberikan dorongan serta motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
4.      Dan rekan-rekan kelas PGMI 1.A  yang senantiasa mendukung  dan memotivasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah Ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Apabila terdapat kata-kata yang tidak berkenang di hati pembaca olehnya itu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya  karena kita ketahui bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat di harapkan untuk lebih memotivasi penulis untuk lebih menyenpurnakan karya-karya tulis selanjutnya.
Semoga makalah ini menberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada umunya. Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca  dan menambah pengetahuan dan wawasan serta kelak dapat di amalkan kepada generasi selanjutnya.


Garur,    Maret  2014

Penulis.




Kata Pengantar
Daftar Isi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran     ……………………….……………………. 1
Tabel 1 ………………………….…………………………………………………. 5
Pembahasan Teori  ………………………………………………………………… 10
A.     Pendekatan pembelajaran   ……………………………………………….. 10
B.     Strategi Pembelajaran   …………………………………………………… 12
C.     Metoda Pembelajaran   …………………………………………………… 13
D.     Teknik Pembelajaran   …………………………………………………….. 15
E.      Pengertian Model Pembelajaran  …………………………………………. 15
Hasil Analisis    ………….………………………………………………………….. 22
1.      Cirri –Ciri      …………...………………………………………………… 22
2.      Komponen – komponen   …………………………………………………. 23
3.      Kelebihan   ………………………………………………………………... 24
4.      Kekurangan   ……………………………………………………………… 25
5.      Teori Belajar   …………………………………………………………….. 25
6.      Model Pembelajaran   …………………………………………………….. 26
7.      Kelemahan dan Kelebihan
Model pembelajaran Terpadu   ………………………………………...…. 27
8.      PAKEM  ……………………………………………………………..…… 30
9.      Strategi   ………………………………………………………………….. 31
Tabel Hasil Analisis  ……………………………………………………………… 34
Kesimpulan   ……………………………………………………………….………. 35
Dafatar Pustaka   …………………………………………………………………… 37





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah                         :   SDN  PADASUKA 02
Mata Pelajaran            :   Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok                :   Energi dan Perubahannya
Kelas/Semester             :   VI/ 1
Waktu                           :   1 x 60 menit (1 pertemuan)


A. Standar Kompetensi          :
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
2. Mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak benda.

C.     Tujuan Pembelajaran       :
1.      Siswa dapat Membedakan antara gerak dan gaya
2.      Siswa dapat Menunjukkan kekuatan gaya terhadap gerak benda dalam sebuah percobaan sederhana
3.      Siswa dapat Memberi contoh penggunaan gaya dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Siswa dapat Memjelaskan factor yang mempengaruhi gerak benda.

& Karakter siswa yang diharapkan :    Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)
D.     Materi Essensial
-          Gaya Gravitasi
-          Gaya gesekan
-          Pengaruh Gaya
-          Gerak Benda

E.     Media Belajar
-          Buku  SAINS SD Relevan Kelas VI
-          Sebuah bola, ketapel, datrai dan rangkaian listrik sederhana

F.      Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Pertemuan ke-1

  1. Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
o   Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan


(5 menit)
  1. Kegiatan Inti
& jEksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F  Siswa dapat Memahami peta konsep tentang gaya dan gerak
F  Memahami istilah gaya
F  Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F  memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
& Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F  membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
F  memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F  memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F  memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F  memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F  Melakukan kegiatan
& Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

(50 menit)
  1. Penutup
o   Memberikan kesimpulan bahwa
-       Gaya dapat memperngaruhi gerak benda dari diam menjadi bergerak
-       Semakin besar gaya yang didapatkan benda makan semakin besar pergerakannya
-       Pengaruh gaya terhadap bebda yang bergerak
a.       Mempercepat gerak
b.      Memperlambat gerak
c.       Menghentikan gerak
d.      Mengubah arah gerak


(5 menit)
  1. Pekerjaan Rumah



G.    Penilaian:

Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal

o  Menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi gerak benda, misalnya tarikan karet pada ketapel, gerak jungkat-jungkit.
o  Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus).
o  Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan.
o  Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.


Tugas Individu dan Kelompok




Laporan dan unjuk kerja


Uraian Objektif




o  Jelaskan berbagai factor yang dapat mempengaruhi gerak benda.
o  Bandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus).
o  Jelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan.
o  Jelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.




FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1

&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.


2.


3.
Pengetahuan


Praktek


Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1





&   LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.







 
 CATATAN :
@   Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

                                                                                        Padasuka,                        2012
Mengetahui                                                                              
  Kepala Sekolah                                                     Guru Mapel IPA



  ..................................                                            ..................................
  NIP :                                                                     NIP :










HASIL ANALISIS
Hasil dari analisis penulis pada RPP diatas pada mata pelajaran Ilmu Pendidikan Alam Kelas 6 SD dengan menggunakan kurikulum tersebut:
1.      CIRI-CIRI
Kurikulum KTSP memiliki beberapa karakteristik yang tidak lepas dari karakteristik, Dari hasil wawancara dan observasi yang kami lakukan dapat kita simpulkan bahwa kurikulum yang digunakan memiliki cirri-ciri diantaranya adalah :
a.       Adanya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa.
Untuk membangun suasana belajar yang baik, hubungan antara guru dan siswa harus pula dibangun seharmonis mungkin, sehingga guru tidak terkesan menakutkan, karena pengaruh psikis sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam belajar, jika kita lihat fenomena pembelajaran disekolah, ada istilah guru killer ataupun dosen killer, ini merupakan bukti bahwa ternyata masih ada dalam proses pembelajaran yang mana guru atau dosen yang ditakuti oleh para siswa atau mahasiswa, dan berimplikasi terhadap daya tangkap siswa.

b.      Proses pembelajaran sudah melaksanakan model “PAKEM” atau Active Leaarning.
Setiap siswa memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, oleh sebab itu hendaknya pembelajaran yang dilakukan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu pembelajaran harus dikemas dengan menarik dan dapat mencukupi kebutuhan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Agar pembelajaran dapat merata dan menarik siswa untuk berpartisipasi, maka sekolah perlu untuk merencanakan sebuah model pembelajaran yang dapat mengemas proses belajar siswa menjadi sangat menyenangkan yang salah satunya dapat dilakukan dengan model PAKEM. Dengan pembelajaran yang PAKEM, pendidik dapat menyusun strategi mana yang tepat untuk digunakan sesuai dengan materi yang dibelajarkan.


c.       Menggunakan pembelajaran tematik dan terpadu.
Pembelajaran pada kelas rendah sudah melaksanakan pembelajaran tematik, begitu juga pada kelas tinggi menggunakan pembelajaran terpadu. Tetapi dalam pelaksanaannya, pembelajaran masih dilaksanakan per mata pelajaran.

d.      Pengembangan peserta didik disesuaikan dengan minat dan bakat.
Minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik perlu untuk disalurkan guna menggali dan mengasah potensi yang dimiliki. Oleh sebab itu sekolah perlu mengadakan kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah atau ekstrakurikuler yang dapat dijadikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik tersebut. Kegiatan tersebut berupa pramuka, olahraga, dll. Selain itu perlu juga dilakukan program pembimbingan siswa berbakat yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa dan dilakukan oleh guru yang sesuai dengan bidangnya.
e.       Integralistik
Maksudnya adalah dalam kurikulum humanistik menekankan kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual ( Kognitif) tetapi juga emosional dan tindakan, ini merupakan komitmen dari pendidikan humanis yang mana berupaya untuk mengembalikan pendidikan kepada realitas sosial.

f.       Totalitas
Maksudnya adalah kurikulum humanistik harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh ( totalitas ) , bukan terpenggal – penggal ( parsial ).

g.      Model evaluasi tidak ada kriteria pencapaian.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kurikulum menekankan totalitas, oleh karena itu dalam model evaluasi yang dilakukan tidak ada kriteria pencapaian, karena kurikulum ini lebih menekankan proses bukan hasil, jika kita melihat fenomena UNAS dalam pendidikan kita di Indonesia, kriteria pencapaian yang diformat dalam UNAS sangat tidak humanis, karena hanya menitik beratkan kepada aspek kognitif sehingga keberhasilan pendidikan hanya di nilai dari angka bukan sikap, walaupun dalam KTSP format penilaian menggunakan aspek sikap. Tentunnya hal ini bertentangan dengan pendidikan humanis yang berorientasi terhadap pengembangan potensi manusia.


2.      KOMPONEN-KOMPONEN
Kurikulum KTSP yang dikembangkan oleh SD Negeri Padasuka II terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a.       Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran disekolah baik dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran selain mengembangkan pada aspek kognitif, sekolah juga menekankan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian atau karakter. Dengan diadakannya pembelajaran tersebut, sekolah memiliki tujuan membentuk siswa yang berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, terampil, memiliki IPTEK, berprestasi, berdaya guna dan berhasil guna.
b.      Materi
Adapun cakupan materi atau kelompok materi yang terdapat dalam kurikulum SD Negeri adalah Agama dan Akhlak mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Estetika, Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Selain itu didalam muatan kurikulum juga termasuk kegiatan pengembangan diri yang meliputi kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pembiasaan, kegiatan keteladanan, kegiatan nasionalisme dan patriotisme serta pembinaan dan bimbingan. Baik kelompok mata pelajaran maupun kegiatan pengembangan diri tersebut semuanya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
c.       Proses Pembelajaran
Pembelajaran yang dilaksanakan
d.      Evaluasi
Evaluasi yang lakukan oleh SD Negeri Padasuka II sudah ditetapkan pada tabel kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penilaian yang tercantum dalam KKM hanya berorientasi pada aspek kognitif saja.
3.      KELEBIHAN
Kurikulum KTSP yang dikembangkan SD Negeri Padasuka II memiliki kelebihan sebagai berikut :
a.       Menggunakan pembelajaran PAKEM
Sekolah sudah menggunakan active learning sehingga keaktifan siswa akan terfasilitasi dan siswa akan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
b.      Mengembangkan sikap kristis siswa
Dengan adanya pembelajaran PAKEM yang dilaksanakan oleh sekolah akan menumbuhkan sikap kritis siswa terhadap fenomena-fenomena yang ada. Siswa akan mampu berfikir rasional dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dengan bahasa sendiri.
c.       Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang digunakan SD Negeri Padasuka II sudah terlaksana dengan baik yang mencakup tentang standar isi, standar proses, standar kompetensi, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,kompetensi dasar pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
d.      Kurikulum dapat dievaluasi
Kurikulum yang telah dilaksanakan dapat di ukur dan dievaluasi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum selanjutnya.

4.      KEKURANGAN
a.       Sulit dilakukan, dipengaruhi pengalaman individual secara total, sulit melihat dampaknya, dan tak ada dukungan publik.
Pelaksanaan pembelajaran PAKEM sulit untuk dterapkan secara optimal karena banyaknya kharakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga kebutuhan akan belajar mereka juga berbeda pula. Hal ini sedikit menyulitkan guru dalam merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Selain itu, guru belum mampu menyusun sendiri silabus secara keseluruhan.
b.      Kurang dukungan publik
Orang tua atau wali murid kurang mendukung dalam proses pengembangan kurikulum.
c.       Standar pembiayaan serta Sarana dan Prasarana
Sekolah belum mampu mencukupi kebutuhan yang diperlukan sekolah. Perpustakaan dan lab komputer belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh sekolah.
d. Penilaian
Penilaian masih berorientasi pada aspek kognitif.
5.      TEORI BELAJAR
Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.
Berdasarkan hasil analisis dari kurikulum SD Negeri Padasuka II, maka dapat diketahui bahwa Sekolah ini menggunakan Teori Pendidikan Pribadi, Teknologi pembelajaran dan teoeri pembelajaran interaksionalisme. Di mana dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Namun, tetap ada interaksi social antara siswa, guru, dan lingkungan sekitar, baik lingkungan sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, maka 3 Teori Pendidikan tersebut, yaitu
a.       Teori pendidikan pribadi, dimana dalam teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Proses aktualisasi diri dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimililki peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka dan komputer. Dalam pembelajaranya berpusat student centered (siswa dituntut untuk lebih aktif), guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, motivator, dan pelayan bagi peserta didik.
b.      Teori teknologi pendidikan
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
c.       Teori Pendidikan Interaksional
Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Ada hubungan timbal balik, komunikatif antara guru dan peserta didik.

6.      MODEL PEMBELAJARAN
A. Model
Model Pembelajaran yang digunakan di Sekolah tersebut berdasarkan analisis dari kurikulum yang telah dikembangkan adalah model pembelajaran proses informasi, model pembelajaran behaviouristik, dan model pembelajaran humanistic.
Dalam kurikulum tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:
a.       Model Pembelajaran Informasi
Dalam model pembelajaran ini, menunjukkan bahwa ada transformasi informasi dari guru ke siswa dan sebaliknya. Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
b.      Model Pembelajaran Behaviouristik
Model pembelajaran ini lebih menekankan pada perubahan perilaku pada siswa. Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
c.       Model Pembelajaran Humanistik
Pada model pembelajaran ini, guru berperan sebagai panutan atau contoh, sehingga nantinya dapat dicontoh oleh peserta didik. Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
  1. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
A.    Kekuatan Pembelajaran Terpadu
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dikembangkan dalam bidang kajian, namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih dalam lingkup.
Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
1.      Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2.      Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.
3.      Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
4.      Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.
5.      Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
6.      Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
7.      Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
B.     Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Di samping kekuatan yang dikemukakan itu, model pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut ini.
1.      Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2.      Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3.      Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4.      Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5.      Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6.      Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
7.      Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian terkait dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran .

  1. Karakteriistik
karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu yaitu sebagai berikut:
a. child center artinya karakteristik model pembelajaran terpadu berpusat pada anak
b.Pembelajaran Terpadu memberikan pengalaman secara langsung kepada anak.
c. Tidak begitu jelasnya pemisahan antarbidang studi.
d.                  dalam suatu proses pembelajaran dapat menyajikan berbagai konsep dari bidang studi
e. Memiliki karakteristik sifat luwes
f. Memperoleh hasil pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak dan dapat berkembang sebagai mana kebutuhan anak.


8.      PAKEM
Sebagaimana telah kita ketahui PAKEM merupakan kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dari kata-kata itulah kita dapat mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari PAKEM itu sendiri.
a.       Aktif
Ciri pertama pembelajaran model PAKEM adalah aktif. Maksudnya pembelajaran model ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajarannya.
b.      Kreatif
Ciri kedua pembelajaran model ini adalah kreatif. Maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun dituntut ntuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran model PAKEM ini.
c.       Efektif
Ciri ketiga pembelajaran model ini adalah efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.
d.      Menyenangkan
Ciri keempat pembelajaran model ini adalah menyenangkan. Maksudnya, pembelajaran model PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam kaitan ini, Rose and Nicholl (2003) mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Menciptakan lingkungan tanpa stress, lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses tetap tinggi.
2.      Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.
3.      Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat , waktu rehat dan jeda teratur, serta dukungan antusias.
4.      Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
5.      Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
6.      Mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks
9.      STARTEGI
Strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
    1. Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Bahan pelajaran disajikan dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
    1. Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi ini sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penemuan. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, guru hanya sebagai fasilitator, dan pengelola lingkungan belajar, peserta didik diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
    1. Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran ini menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, pengetahuan guru atau teman sebaya serta untuk membangun cara berfikir dan merasakan.
    1. Strategi pembelajaran empiric (experiential)
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas.
    1. Strategi pembelajaran mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
































KESIMPULAN

1.      PENDEKATAN 
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).

2.      METODE
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode  adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.

3.      TEKNIK
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian sebelum seorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.

4.      MODEL
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat tentang perbedaan istilah tersebut.

5.      STRATEGI
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (J.R. David dalam  Sanjaya, 2008:126).  Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126).  Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran (Ahmad Rohani, 2004 : 32). Sementara itu, Joyce dan Weil lebih senang memakai istilah model-model mengajar daripada menggunakan strategi pengajaran (Joyce dan Weil  dalam Rohani, 2004:33.

Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif. dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34). Jadi menurut Nana Sudjana, strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran.  Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.  Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

 TABEL 1

STRATEGI
MODEL
METODE
PENDEKATAN
TEKNIK dan TAKNIK
1.   Ceramah
2.   Diskusi
3.   Kerja kelompok
4.   Belajar bebas
5.   Studi perpustakaan
6.   Menggunakan media
7.   Praktik / latihan
8.   Belajar di laboratorium
9.   Karyawisata
10.  Tutorial
11.  OJT (On the Job Training)
12.  Studi kasus
13.  Bermain game
14.  Aplikasi proyek
15.  Penugasan
16.  Atau yang lain

1.CBSA
2.PAKEM
3.Kompetensi
4.Tematik
5.Terpadu
6.Cuantum Teaching Learning (CTL)
7.Rekreasi
8.INQUIRY
9. QUESTIONING
10.  CONSTRUCTIVISM
11.  LEARNING COMMUNITY
12.  AUTHENTIC ASSESSMENT
13.  MODELING
14.  REFLECTION

1.      EXAMPLE NON EXAMPLE
2.      PICTURE NON PICTURE
4.      COOPERATIVE SCRIPT(Dansereau  Cs 1985)
5.      KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi dari number heads)
8.      PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)
Pembelajaran berdasarkan masalah
9.      ARTIKULASI
13.   DEBATE
22.  EXPLISIT INSTRUCTION
      Pengajaran langsung ( Rosenshina and Stevens 1986 )
23.  COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
      Kooperative membaca dan menulis (Steven and Slavin 1995)
27.  SCRAMBLE
34.  TARI BAMBU
39.  INQUIRY

1.    Pendekatan Kontekstual
2.    Pendekatan Konstruktivisme
3.    Pendekatan Deduktif
4.    Pendekatan Induktif
5.    Pendekatan Konsep
6.    Pendekatan Proses
7.    Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat
8.    SCL (“Student-centred learning)
9.    Active Learning
10. Contextual Teaching and Learning
11. Cooperative Learning
12. Creative Learning
13. Inquiry dan Discovery
14. Problem Solving
15. Problem Based Learning
16. Pendekatan  joyful learning 
17. Life Skills Based Learning
18. IESQ Based Learning
19. Hard and Soft Skills Based Learning
20. Pendekatan Salingtemas
21. Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS)
Pendekatan Terpadu (Integrated Approach
1. Teknik Individual
2. Directive Counselin
3. Non-Directive Counselin
4. Elective Counseling


 Tabel Hasil Analisis


STRATEGI
MODEL
METODE
PENDEKATAN
TEKNIK dan TAKTIK
1.   Ceramah
2.   Diskusi
3.   Kerja kelompok
4.   Menggunakan media
5.   Praktik / latihan
6.   Studi kasus
7.   Penugasan

1.PAKEM
pembelajaran yang berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
1.      Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:
·         Melakukan pengamatan
·         Melakukan percobaan
·         Melakukan penyelidikan
·         Melakukan wawancara
·         Siswa belajar banyak melalui berbuat
·         Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
2.       Komunikasi, bentuknya antara lain:
·         Mengemukakan pendapat
·         Presentasi laporan
·         Memajangkan hasil kerja
·         Ungkap gagasan
3.       Interaksi, bentuknya antara lain:
·         Diskusi
·         Tanya jawab
·         Lempar lagi pertanyaan

a.       Kesalahan makna berpeluang terkoreksi
b.      Makna yang terbangun semakin mantap
c.       Kualitas hasil belajar

4.      Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan:
·         mengapa demikian?
·         apakah hal itu berlaku untuk …? •
·         Untuk perbaikan gagasan/makna
·         Untuk tidak mengulangi kesalahan
·         Peluang lahirkan gagasan baru

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.



pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. 
ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti
a.       The connected model (model terhubung)
b.      The webbed model (model jaring laba-laba)
c.       The integrated model ( model integrasi)
d.      The nested model (model tersarang)
e.       The fragmented model ( model fragmen)
f.       The sequenced model ( model terurut)
g.       The shared model ( model terbagi)
h.      The threaded model (model pasang benang)
i.        The immersed model (model terbenam)
j.        The networked model (model jaringan)



1. Teknik Individual
a.       Siswa di bagi mennjadi beberapa kelompok tiap kelompok terdiri dari 3 -4 orang siswa, guru dapat membagi antara iswa aktif dan siswa yang pasik agar proses pembaelajaran memdorong reatifitas dan daya dorong peserta dalam pembelajaran.
b.      Pada metode ceramah guru sebagai fasilitaror memberikan materi yang diselingi dengan canda humor agar proses pembelajaran tidak membosankan
c.       Memnggunakan alat-alat peraga untuk menambah ketertarikan siswa dalam proses pemahaman pembelajaran.
d.      Dalam proses penilaian guru menilai dari aspek individu dan kelompok.
1.    Active Learning
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a.       Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
b.      Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran,
c.       Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran,
d.      Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
e.       Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
f.       Contohnya kita bisa lihat pada salah satu teknik pembelajaran aktif yaitu Exam questions writing :
Untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi pelajaran tidak hanya diperolehdengan memberikan ujian atau tes. Meminta setiap siswa untuk membuat soal ujianatau tes yang baik dapat meningkatkan kemampuan siswa mencerna materi pelajaranyang telah diberikan sebelumnya. Pengajar secara langsung bisa membahas dan memberikomentar atas beberapa soal yang dibuat oleh siswa di depan kelas dan/ataumemberikan umpan balik kemudian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAPITA SELEKTA PENDIDKAN PENDIDIAKN KONVENSIOANAL DAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

INOVASI PEMBELAJARAN