Langsung ke konten utama

Perkembangan Kognitif Anak

 

Perkembangan kognitif anak berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tetapi, ada hal-hal tertentu yang dapat menjadi gambaran umum yang menandai perkembangan kognitif anak pada tiap usia.

Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan kemampuan seorang anak dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang ia dapatkan. Perkembangan kognitif meliputi proses mengingat, pemecahan masalah, dan juga pengambilan keputusan.


Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

Kadang orang tua lebih banyak memperhatikan perkembangan fisik dibanding perkembangan kognitif anak. Padahal, perkembangan kognitif juga tak kalah penting dari perkembangan fisiknya.

Maka dari itu, penting bagi para orang tua mengenali apa saja tahapan perkembangan kognitif anak mereka. Di bawah ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi bahan pengamatan Anda sebagai orang tua terkait perkembangan kognitif anak Anda:

Usia 0–3 bulan

Tiga bulan pertama kehidupan seorang anak merupakan tahapan yang sangat menakjubkan. Tonggak perkembangan utama anak pada usia ini berpusat pada eksplorasi panca indera dan lingkungan sekitarnya. Selama periode ini, sebagian besar bayi mulai menunjukkan perkembangan seperti di bawah ini:

  • Melihat benda dengan lebih jelas dalam jarak 30 cm.
  • Mulai fokus pada objek bergerak.
  • Mengenali rasa manis, asin, pahit, dan asam.
  • Mendeteksi perbedaan nada dan volume berbicara.
  • Melihat semua warna dalam spektrum visual manusia.

Usia 3–6 bulan

Mulai dari usia 3–6 bulan, persepsi seorang anak mulai berkembang. Selama periode ini, sebagian besar bayi mulai menunjukkan perkembangan seperti di bawah ini:

  • Mengenali wajah anggota keluarganya.
  • Merespons ekspresi wajah orang lain.
  • Mengenali dan merespons suara-suara di sekitarnya.
  • Mulai menirukan ekspresi wajah orang lain.

Usia 6–9 bulan

Memasuki tahapan perkembangan di usia 6–9 bulan, biasanya bayi mulai menunjukkan perkembangan di bawah ini:

  • Memahami perbedaan antara benda hidup dan benda mati.
  • Mengenali perbedaan gambar dengan jumlah objek berbeda.
  • Mulai penasaran pada ‘hal-hal mustahil’, seperti bagaimana bisa sebuah benda menggantung di udara.

Usia 9–12 bulan

Seiring dengan kematangan fisiknya, perkembangan kognitifnya pun semakin matang. Hal ini disebabkan oleh perkembangan fisik yang semakin matang mendukungnya untuk menjelajah dunia di sekitarnya secara lebih mendalam.

Selama periode ini, sebagian besar bayi sudah mulai mampu:

  • Meniru gerakan dan beberapa tindakan, seperti bertepuk tangan.
  • Menanggapi sesuatu dengan gestur dan suara.
  • Gemar melihat buku-buku bergambar.
  • Mulai mencoba menempatkan satu objek ke objek lain, misalnya memasukkan mainan ke keranjang.

Usia 1–2 tahun

Perkembangan fisik, sosial, dan kognitif seorang anak berkembang dengan pesat pada usia 1–2 tahun. Pada periode ini, anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk mengamati tindakan orang dewasa. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua dan pengasuh anak untuk memberikan contoh perilaku yang baik.

Selama periode ini, anak mulai menunjukkan perkembangan:

  • Memahami dan merespons kata-kata.
  • Mengingat ciri sebuah benda dan mengidentifikasi persamaannya dengan benda lain yang mirip.
  • Mengerti kapan harus menggunakan ‘aku’ atau ‘kamu’.
  • Meniru tindakan dan ucapan orang dewasa.
  • Mempelajari lingkungan sekitar dengan menjelajahinya.

Usia 2–3 tahun

Pada periode usia ini, anak-anak sudah semakin mandiri karena mereka sudah dapat menjelajahi lingkungan sekitarnya dengan lebih baik.

Ini adalah usia yang tepat bagi anak untuk diperkenalkan ke tempat-tempat yang bisa ia jelajahi dan bisa memberikannya ilmu pengetahuan, seperti museum dan kebun binatang, karena sebagian besar pembelajaran anak selama tahap ini adalah hasil dari pengalamannya sendiri.

Berikut ini adalah perkembangan kognitif yang ditunjukan oleh anak-anak pada usia 2 tahun hingga 3 tahun:

  • Menyebutkan objek berdasarkan kategori, misalnya hewan, bunga, dan benda-benda di sekitar.
  • Meniru tindakan orang dewasa yang lebih rumit, seperti bermain rumah-rumahan, berpura-pura mencuci, atau memasak.
  • Menanggapi perintah sederhana dari orang tua.
  • Mencocokkan benda dengan kegunaannya, misalnya sendok untuk makan dan gelas untuk minum.

Usia 3–4 tahun

Pada periode usia ini, anak-anak semakin mampu menganalisis dunia di sekitarnya dengan cara yang lebih kompleks. Anak-anak juga menjadi lebih aktif dalam proses belajar. Selain itu, mereka juga akan mulai mengajukan berbagai pertanyaan terkait hal-hal yang ada di sekitarnya.

Perkembangan kognitif yang ditunjukkan oleh anak-anak usia 3–4 tahun di antaranya adalah:

  • Mulai aktif mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.
  • Belajar dengan mengamati dan mendengarkan instruksi.
  • Dapat mengatur benda berdasarkan ukuran dan bentuknya.
  • Memahami cara mengelompokkan dan mencocokkan benda sesuai dengan warnanya.
  • Sering mengajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” untuk mendapatkan informasi.

Usia 4–5 tahun

Ketika mendekati usia sekolah ini, kemampuan seorang anak dalam menggunakan kalimat, meniru tindakan orang dewasa, berhitung, dan kegiatan dasar lainnya sudah semakin matang.

Berikut ini adalah perkembangan kognitif yang ditunjukkan oleh anak-anak usia 4–5 tahun:

  • Mengidentifikasi warna-warna yang lebih kompleks, seperti biru donker dan merah muda.
  • Menggambar bentuk orang.
  • Menggambar benda yang sering mereka sebut dan deskripsikan.
  • Berhitung dari 1 sampai 5.
  • Mengetahui dan memberi tahu di mana tempat tinggalnya.

Bagaimana Mendukung Perkembangan Kognitif Anak?

Lima tahun pertama seorang anak adalah tahap paling penting dalam pembentukan kemampuan intelektualnya. Sebagian besar perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh hubungan keluarga terdekat, terutama orang tuanya. Jadi, orang tua berada pada posisi penting dalam membantu pembentukan pola belajar, berpikir, dan berkembangnya anak.

Di rumah, para orang tua bisa membantu anak-anak dalam memahami dunia di sekitarnya. Misalnya, ketika bayi menunjukkan ketertarikan pada suatu objek, Anda dapat membantu anak Anda untuk menyentuh dan mengamati objek tersebut.

Seiring dengan pertambahan usianya, para orang tua juga harus terus menstimulasi anak-anak untuk selalu aktif bergerak menjelajahi lingkungan di sekitarnya. Berikan anak Anda kesempatan untuk mengatur dan menyusun barang-barangnya, seperti buku dan mainannya. Melatih kemampuan bergerak dan menjaga keseimbangan anak juga dapat memicu perkembangan kognitif yang lebih baik.

Selain itu, bersabarlah ketika anak memiliki serangkaian pertanyaan mengenai segala sesuatu di sekitarnya. Orang tua juga bisa mengajukan pertanyaan kepada anak untuk mengasah kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Memperhatikan dan mengasah perkembangan kognitif anak penting untuk dilakukan tiap orang tua. Namun yang perlu diingat, tahap perkembangan tiap anak berbeda-beda. Jadi, Anda tidak perlu membandingkan perkembangannya dengan anak lain. Cukup amati perkembangan anak Anda dari hari ke hari dan pastikan tahap perkembangannya sesuai dengan usianya.

Namun, terkadang menilai kemampuan anak tidak semudah teori. Jika Anda merasa perkembangan kognitif anak terlambat atau kurang sesuai, jangan ragu untuk meminta bantuan dan saran dari dokter.


Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Perkembangan kemampuan kognitif si Kecil itu berbeda-beda, Bu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut:

  • Faktor Keturunan
    Faktor keturunan akan menentukan perkembangan si Kecil secara intelektual. Artinya, seorang anak kemungkinan akan mempunyai kemampuan berpikiran yang mirip dengan orangtuanya, apakah normal, di bawah normal, atau di atas normal.
  • Faktor Lingkungan
    Selain faktor keturunan, faktor lingkungan pun turut mempengaruhi tingkat kognitif atau intelegensi si Kecil. Ada dua faktor lingkungan yang paling meningkatkan perkembangan kognitif si Kecil, yaitu keluarga dan sekolah.
  • Faktor Keluarga
    Seorang anak yang memiliki hubungan sehat dengan orangtuanya umumnya akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak memilikinya. Hubungan sehat di sini maksudnya adalah anak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orangtuanya. Hal tersebut sebagai fasilitas pendukung perkembangan kognitif seorang anak. Sebaliknya, anak yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan orangtuanya, maka perkembangan kognitifnya pun tidak baik.
  • Faktor Sekolah
    Guru memainkan peran sebagai pengganti orangtua di sekolah. Di tempat tersebut gurulah yang berperan dalam mengembangkan kemampuan kognitif murid-muridnya. Guru dan sekolah yang baik akan menghasilkan murid-murid yang berkemampuan kognitif baik pula.

Stimulasi Kemampuan Kognitif Si Kecil

Stimulasi Kemampuan Kognitif Si Kecil

Tentunya si Kecil akan membutuhkan stimulasi yang tepat agar kemampuan kognitifnya dapat berkembang dengan baik. Untuk itu, Ibu perlu menerapkan beberapa rangsangan seperti berikut ini:

  • Belajar berhitung itu tidak selalu membosankan lho, Bu. Bila dilakukan dengan cara yang menyenangkan, si Kecil pasti akan suka belajar berhitung. Misalnya saja dengan mengajak si Kecil menghitung jumlah mainannya sambil dimasukkan ke dalam kotak mainan. Dengan cara ini, ia pasti akan bersemangat.
  • Bermain puzzle. Mengajak si Kecil bermain puzzle akan membantu proses berpikirnya, Bu. Dari aktivitas ini, ia akan belajar berpikir secara strategis, mempertimbangkan berbagai cara, serta mengambil keputusan agar bisa berhasil menyusun puzzle dengan sempurna.
  • Bermain peran. Melalui permainan peran, kemampuan motorik dan daya imajinasi si Kecil akan terlatih dengan baik. Tak hanya itu, permainan ini juga dapat mengasah logika, memperkaya kosakata, hingga mengenalkannya pada beragam karakter.
  • Bermain musik. Ibu pasti sudah tahu bukan kalau musik itu memiliki manfaat bagi si Kecil? Musik dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan yang positif untuk si Kecil. Selain itu, ia juga bisa berlatih irama dan ketukan melalui bunyi pada beberapa alat musik.

Demikianlah informasi tentang perkembangan kognitif anak yang penting untuk Ibu ketahui. Kalau si Kecil kini berada di tahap apa, Bu? Pastikan Ibu selalu mendukung anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan susu bubuk pertumbuhan Frisian Flag 123 PRIMANUTRI yang mengandung Omega 3, Omega 6, Minyak Ikan, zat besi, asam sialat dan sphingomyelin dalam tabel informasi gizi untuk memperkuat memori dan proses informasi di otak yang mendukung Anak menjadi Pintar.

Jika Ibu punya masih pertanyaan seputar tumbuh kembang bayi, Ibu bisa mengunjungi laman Tanya Pakar. Di sana pertanyaan yang Ibu ajukan akan dijawab langsung oleh ahlinya. Jangan lupa untuk registrasi dulu supaya bisa menggunakan fitur tersebut!


Sumber :

https://www.alodokter.com/perkembangan-kognitif-pada-anak-1-6-tahun#:~:text=Perkembangan%20kognitif%20mengacu%20pada%20tahapan,masalah%2C%20dan%20juga%20pengambilan%20keputusan.

https://www.ibudanbalita.com/artikel/4-tahapan-perkembangan-kognitif-anak-dan-faktor-yang-mempengaruhinya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS RPP SD KELAS IV

KAPITA SELEKTA PENDIDKAN PENDIDIAKN KONVENSIOANAL DAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

INOVASI PEMBELAJARAN