MEDIA VISUAL DUA DIMENSI
Disusun sebagai salah satu
tugas kelompok mata kuliah Media Pembelajaran
Dosen EjenZaenal Mutaqin,
M.Pd.
Disusun Oleh :
Dadan Hermawan 2406313006
PRODY PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH/ SD
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar adalah suatu kenyataan yang
tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Media sangat membantu dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran dapat dilihat dimana pelajaran yang asal mulanya
sulit dipahami menjadi mudah dipahami, dan pelajaran yang asal mulanya kurang
menarik, menjadi menarik dengan adanya media dalam pembelajaran.
Banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat
klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai
media tersebut. Pengelompokan media bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,
yaitu pertama, jika dilihat dari jenisnya media dapat
digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual. Kedua, jika
dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya
liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan
tempat dan media pengajaran individual. Ketiga, jika dilihat
dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana (murah
dan mudah memperolehnya) dan media kompleks. Dan keempat, jika
dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media dua dimensi, media
tiga dimensi, dan media elektronik. Dan dalam makalah ini akan disampaikan,
media dilihat dari segi bentuknya, yaitu media dua dimensi.
Pembelajaran disekolah pada saat ini mulai
disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga terjadi
perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Perkembangan pesat dibidang
teknologi informasi khususnya internet, mempercepat aliran ilmu pengetahuan
yang menembus batas-batas dimensi ruang, birokrasi, kemapanan, dan waktu.
Program-program di internet bukan hanya menampilkan data dan informasi yang
dapat ditransmisikan dengan kecepatan tinggi, tetapi juga ilmu pengetahuan yang
dapat diakses secara cepat oleh penggunanya. Dan tentu saja kondisi ini
berpengaruh pada kebiasaan dan budaya pendidikan yang dikelola selama ini.
Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah demikian menonjol, sehingga
penggunaan alat-alat bantu mengajar seperti alat-alat audio,visual serta
perlengkapan sekolah disesuaikan dengan perkembangan jaman tersebut. Dan juga
harus disesuaikan dnegan tuntutan kurikulum sesuai dengan materi, metode, dan
tingkat kemampuan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan
baik disekolah.
Untuk itu, para pengajar mulai berusaha membiasakan diri untuk menggunakan
peralatan-peralatan seperti OHP, LCD, CD, VCD, video, computer dan internet
dalam pembelajaran dikelas. dengan program pembelajarna yang dikembangkan ini
patut dipelajari pengajar harus mempelajarinya agar mempermudah proses
pembelajaran dan pendidkikan, sehingga memudahkan pembelajaran untuk berjalan
dengan baik dikelas.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Media Media Visual dua Dimensi ?
2.
Sebutkan Macam- Macam Media Visual dua Dimensi ?
3.
Bagaimana Karakteristik Media Dua Dimensi ?
4.
Apa Kelebihan dan kekurangan Media Dua Dimensi ?
1.3.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui Pengertian Media Media Visual dua Dimensi ?
2.
Mengetahui Macam- Macam Media Visual dua Dimensi ?
3.
Mengetahui Bagaimana Karakteristik Media Dua Dimensi ?
4.
Mengetahui Apa Kelebihan dan kekurangan Media Dua Dimensi ?
1.4.
Metode Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan,
yaitu pengetahuan yang bersumber dari media tulis berupa buku dan media
elektronik karna seiring kemajuan teknologi maka penulis menggunakan dua metode
diatas sebagai bahan dan sumber penulisan makalah ini.
1.5.
Sistimatika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama,
yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
Bagaian kesatu adalah pendahuluan. Dalam bagian ini
penyusun memeparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat
dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar
belakang masalah batasan, dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan dan pembahasan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.
Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan dan pembahasan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.
Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini
penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan
yang dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Media
Media Pembelajaran berasal dari dua
buah kata yaitu Media dan Pembelajaran.. istilah media berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah
berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. [Akhmad sudrajat, 2008]. Sedangkan dalam bahasa
Arab, media disebut “Wasil” bentuk jamak dari “wasilah” yakni sinonim
“Al-wats” yang artinya “Tengah”. [Yudhi Munadi, 2008, 6]. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa media merupakan pengantar atau penghubung, yakni yang
mengantarkan atau menghubungkan dan menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke
sisi yang lainnya.
Istilah Pembelajaran lebih
menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan
pembelajaran tidak akan berhasil jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada
para siswanya.
Pengertian mengenai media pembelajaran
banyak sekali diungkapkan oleh para pakar pendidikan. Beberapa pakar
menyebutkan diantaranya, [Akhmad Sudrajat, 2008]:
·
Menurut Schramm (1977) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
·
Briggs (1977) berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran
seperti : buku, film, video dan sebagainya.
·
National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Dari
ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
Dari buku yang
pernah saya baca menjelaskan bahwa “media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif..”[1]
Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa substansi dari media
pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan,
informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar dapat pula
dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk
belajar.
2.2. Media dua Dimensi
Media
dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran
panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar.
Sedangkan Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film
strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto , gambar atau lukisan dan
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang
bergerak seperti film bisu dan kartun.
Media
visual dua dimensi merupakan media yang bersifat elektronik, yang di
proyeksikan serta terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Penggunaan media ini memerlukan aliran listrik untuk dapat menggerakan
pemakainya. Ada beberapa macam media visual dua dimensi ini, antara lain
overhead proyektor, slide dan film strip.
Overhead
proyektor dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada
lembaran plastiktransparan. Guru dapat membuat tulisan, catatan atau gambar
pada lembaran transparan itu seperti yang dapat dilakukan pada papan tulis.
Overhead proyektor dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.[2]
Slide
dan filmstrip merupakan gambar yang diproyeksikan, dapat
dilihat dan diproyeksikan. Di sekolah-sekolah tradisional hampir tak pernah
digunakan, karena slide dan filmstrip mensyaratkan sumber tenaga listrik dan
perangkat keras.
Slide
dan filmstrip mempunyai nilai tertentu, yaitu memudahkan penyajian seperangkat
metri tertentu, membangkitkan minat anak, keseragaman informasi, dapat
dilakukan secara berulang, menjangkau semua bidang pelajaran. Penggunaan slide
dan filmstrip memerlukan keterampilan tertentu, termasuk kemampuan memberi
penjelasan, baik penjelasan pokok maupun penjelasan tambahan.[3]
2.3. Macam-Macam Media Visua Dua
Dimensi
A. Media visual
yang tidak dapat diproyeksikan
a)
Media realita dalah benda nyata.
Benda tersebut tidak harus dihadirkan diruang kelas, tetapi siswa dapat melihat
langsung ke obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan
pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk
hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b)
Model adalah benda tiruan dalam wujud
tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai
pengganti realita, misal untuk mempelajari sistem gerak, perencanaan,
pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c)
Media grafis tergolong media visual
yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis
adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, mengilustrasikan suatu
fakta atau konsep yang mudah terlupakan.
Jenis-jenis media grafis adalah :
·
Gambar/foto.
Melalui gambar dapat mengalihkan
pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang
lebih kongkrit. Misalnya guru akan menjelaskan terjadinya letusan gunung
berapi, maka pembelajar akan lebih mudah menangkap gambar
daripada uraian guru. Selain dapat menggambarkan berbagai hal,
gambar mudah diperoleh dari majalah,koran, bulletin,
dan lain-lain. Kalau terpaksa tidak dapat menggambar dengan bagus guru dapat
menggambar dengan sederhana, misalnya gambar dengan bentuk-bentuk seperti
tongkat/garis-garis/gambar corek.
Kelebihan gambar antara lain:
1)
Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata.
2)
Banyak tersedia dalam buku-buku.
3)
Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.
4)
Relatif tidak mahal.
5)
Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi.
Kelemahan gambar
antara lain:
1)
Kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas yang besar.
2)
Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi yang ke
tiga (kedalam benda), harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama
tetapi dari sisi yang berbeda.
3)
Tidak dapat menunjukkan gerak.
4)
Pembelajar tidak selalu mengetahui bagaimanamembaca gambar.
Manfaat gambar sebagai media visual antara
lain:
1)
Menimbulkan daya tarik bagi siswa. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta
perhatian siswa.
2)
Mempermudah pengertian siswa, suatu penjelasan yang bersifat abstrak
dapat dibantu dengan gambar.
3)
Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, dapat diperbesar
bagian-bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas.
4)
Menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat
ditunjukkan dengan sebuah gambar saja.
Ciri-ciri gambar yang baik:
1)
Cocok dengan tingkatan umur dan kemampuansiswa.
2)
Bersahaja dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar itu siswa mendapat gambaran yang pokok.
3)
Realistis, maksudnya gambar itu seperti benda yang sesungguhnya atau
sesuai dengan apa yang digambar, sudah tentu perbandingan ukuran juga harus
diperhatikan.
4)
Gambar dapat diperlakukan dengan tangan. Apa yang menganggap bahwa
gambar adalah sesuatu yang suci, tetapi sebagai media pembelajaran, gambar
harus dapat dipegang, diraba oleh siswa.
Teknik penggunaan gambar:
Sebelum menggunakan gambar, hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1)
Pengetahuan apa yang akan diperlihatkan melalui gambar itu.
2)
Kemungkinan salah pengertian yang akan ditimbulkan oleh gambar.
3)
Persoalan apa yang hendak dijawab oleh gambar.
4)
Reaksi emosional apa yang hendak dibina oleh gambar.
5)
Apakah gambar itu membawa siswa ke penyelidikan lebih lanjut.
6)
Apakah sekiranya ada media lain yang lebih tepat untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Cara menunjukkan gambar:
Kepada siswa hendaknya ditunjukkan hal-hal yang perlu
diperhatikan pada waktu mempelajari gambar, antara lain:
1)
Apa yang harus dicari siswa dalam gambar itu.
2)
Siswa harus
mengerti bagaimana mempelajari gambar.
3)
Bagaimana siswa memberikan kritik terhadap gambar.
4)
Bagaimana hubungan gambar tersebut dengan materi pelajaran lain.
5)
Bila gambar terlampau luas, berikan dalam seri-seri gambar yang
mempunyai ukuran logis.Waktu melihat gambar, mungkin tidak semua siswadapat melihat
dengan jelas,
6)
dapat dijangkau oleh siswa.
·
Sketsa adalah gambar sederhana atau draft
kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail sehingga dapat menarik
perhatian siswa.
·
Ilustrasi
Ilustrasi didefinisikan sebagai gambar
atau wujud yang menyertai teks. Gambar atau tulisan tersebut merupakan suatu
kesatuan yang bertujuan memperjelas teks. Pendapat lain mengatakan bahwa
ilustrasi adalah gambar atau wujud lain yang bermaksud menerangkan, menghias,
ditampilkan dengan suatu kepribadian dan mengandung daya tarik.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
ilustrasi mempunyai arti menerangkan atau membuat sesuatu menjadi lebih jelas, ilustrasi dapat berupa gambar, tulisan,
ucapan, gerak (tari), bunyi (musik).
·
Karikatur
Karikatur
adalah gambar yang disederhanakan bentuknya dan biasanya berisi sindiran.
Merencanakan karikatur tidaklah mudah, karena harus memahami terlebih dahulu
objek yang akan dibuat. Jika akan membuat karikatur tentang seseorang, yang
perlu diperhatikan adalah ciri khas orang yang akanditonjolkan. Untuk
mengungkapkan hal itu, diperlukan keterampilan-keterampilan khusus untuk
menuangkan ke dalam bentuk goresan-goresan.
Gambar yang berwujud karikatur ini dapat digunakan
sebagai media komunikasi untuk semua tingkatan sosial. Bentuk karikatur selain menarik, juga dapat meningkatkan
perhatian orang, dan
memperjelas ide serta informasi yang dikemukakan. Berikut ini merupakan contoh
dari karikatur.
·
Poster
Poster merupakan suatu gambar yang mengkombinasikan
unsur-unsur visual seprti garis, gmbar, dan kata-kata yang bermaksud menarik
perhatian serta mengkomunikasikan pesan secara singkat. Agar lebih efektif
poster seharusnya berwarna dan menimbulkan daya tarik dengan maksud menjangkau
perhatian dan menghubungkan pesan-pesannya dengan cepat. Dalam proses
pembelajaran, poster dapat menimbulkan perhatian siswa. Misalnya untuk mengenalkan suatu topik atau materi baru, sebagai peringatan untuk
hal-hal yang berbahaya, seperti praktikum dengan bahan-bahan kimia, listrik
dengan tegangan tinggi, dapat diberikan melaluai suatu poster.
Manfaat poster:
1)
Sebagai peggerak perhatian, misalnya dibawah gambar tong sampah ditulis
jagalah kebersihan.
2)
Sebagai petunjuk, misal poster peristiwa dengan gambar candi borobudur
disertai tulisan 10km, maksudnya letak candi tersebut 10 km
dari tampat poster dipasang.
3)
Sebagai peringatan, misal awas meledak.
4)
Pengalaman kreatif, missal poster untuk pameran atau suatu
pertunjukan/pembelajaran seni.
5)
Untuk kampanye.
·
Diagram/skema: gambar sederhana yang
menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu
secara garis besar. Misal untuk
mempelajari organisasi kehidupan dari sel sampai organisme.
·
Bagan/chat: menyajikan ide atau
konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai
bentuk grafis lain, seperti : gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
Beberapa jenis bagan
antara lain:
1)
Bagan organisai (aliran)
Bagan organisasi adalah bagan yang
menjelaskan tentang hubungan fungsional antara bagian-bagian dalam suatu organisasi.
Misal kepengurusan tingkat kelurahan sampai RT. Berikut ini contoh bagan
organisasi.
2)
Bagan bergambar (bagan lukisan)
Bagan lukisan merupakan bagan yang
disampaikan dalam bentuk lukisan atau gambar. Misal dalam suatu peta,
dicantumkan gambar hasil-hasil suatu daerah atau gambar binatang yang hidup di
daerah itu.
3)
Bagan perbandingan atau perbedaan.
Bagan ini menunjukkan perbandingan atau
perbedaan sesuatu yang ditunjukkan dengan lukisan atau kata-kata.
4)
Bagan pandang tembus
Bagan pandang tembus adalah bagan yang
menerangkan keadaan di dalam suatu benda. Misal interior suatu pesawat terbang
yang mewah, mobil atau binatang.
5)
Bagan keadaan
bagan yang menerangkan suatu keadaan
suatau benda dengan bermacam-macam ukuran. Misal macam-macam ukuran gergaji.
6)
f) Bagan
terurai
Bagan terurai merupakan bagan yang
memberikan gambaran seandainya sesuatu diurai tetapi tetap dalam
posisi dan urutan semula. Misalnya adalah bagan terurai mesi sepeda motor.
7)
Bagan petunjuk
Bagan petunjuk adalah bagan yang
memberikan petunjuk pembuatan sesuatu. Misal: pembuatan bangunan, jebatan,
bangku.
8)
Bagan waktu
Bagan waktu merupakan bagan yang
melukiskan keadaan waktu tertentu terjadi suatu proses. Contoh tumbuhnya
kacang, dari mulai biji ditanam pada hati pertama sampai tumbuhan berbuah,
perkembangan katak, fase bentuk bulan.
9)
Bagan pertumbuhan
Bagan pertumbuhan adalah bagan yang
menerangkan hubungan antara fakta-fakta, terdiri dari bagan pohon, yang
berpangkal pada sesuatu dan berakhir pada bagian-bagian kecil, contoh silsilah
raja-raja, bagan suatu percetakan dari direksi sampai dengan bagian penempatan,
dan bagan arus.
10) Bagan skematik
Bagan skematik adalah bagan yang
menerangkan jalannya sesuatu atau menerangkan bagian-bagian yang penting.
Misal: skema perencanaan makanan, bagaimana makanan dari mulut sampai ke anus.
11) Bagan lembaran balik (flip chart)
Bagan lembaran balik merupakan susunan
gambar-gambar yang digantung pada suatu tiang gantungan kecil, cara menunjukkan
dengan dibalik satu per satu. Berikut ini adalah contoh flip chart.
·
Grafik
Grafik merupakan pemakaian lambang-lambang
visual untuk menjelaskan data statistic. Untuk mempermudah pengertian siswa, deretan angka-angka dapat digambarkan
dengan lambang-lambang visual seperti garis-garis, titik-titik,
gambar atau bentuk-bentuk tertentu sehingga menarik dan mudah dimengerti.
Jenis grafik yaitu:
a) Grafik garis
Grafik garis biasanya digambarkan dengan
garis-garis atau titik-titik. Contoh grafik garis yang menggambarkan
perbandingan curve hasil belajarsiswa kelas
tertentu.
b) Grafik batang atau grafik bidang
Grafik batang menunjukkan perbandingan
yang dilukiskan dengan batang. Misal: jumlah lulusan sutau sekolah dari tahun
ke tahun.
c) Grafik gambar
Grafik gambar merupakan grafik yang
dilukiskan dengan gambar-gambar atau simbol yang telah dikenal umum. Contoh:
perpindahan penduduk dari desa ke kota, dari tahun ke tahun.
d) Grafik lingkaran
Untuk menjelaskan keadaan atau
perbandingan tentang sesuatu dapat digunakan grafik lingkaran, Contoh:
Prosentase IQ anak-anak Indonesia.
·
Peta
Peta adalah gambar yang menjelaskan
permukaan bumi atau beberapa bagian bumi, yang menunjukan urutan dan posisi
relative, menurut skala yang digambarkan.
Jenis peta menurut isinya:
a) Peta fisik, merupakan peta yang
memberikan data khusus mengenai ketinggian suatu daerah, iklim, tumbuh-tumbuhan, dan keadaan tanah.
b) Peta ekonomi, juga disebut peta
industri untukmenunjukkan
hubungan antara wilayah tertentu dengan keadaan ekonomi.
c) Peta politik, adalah peta yang
menggambarkan batasan-batasan suatu negara sampai bagian-bagian atau
batasan-batasan daerah terkecil, dilengkapi dengan kota-kota terpenting, hutan,
sungai, danau, serta rute transportasi.
Jenis peta menurut
bentuknya:
a) Peta untuk siswa (peta ulangan
atau disebut juga peta buta). Guru dapat mempersiapkan peta kecil yang
diperbanyak untuk para siswa. Dengan peta
ini, siswa harus mengisinya dengan pelajaran yang ditugaskan guru.
b) Peta timbul. Peta ini merupakan suatu
model peta dalam bentuk tiga dimensi dengan perbedaan tinggi rendah tanah yang
ditunjukkan dengan relief.
c) Atlas. merupakan himpunan berbagi
jenis peta yang merupakan kamus geografi yang lengkap. Dalam atlas terdapat
peta-peta yang menggambarkan bagian-bagian dunia.
d) Bola dunia atau globe. Globe merupakan
suatu model bumi yang bulat, dalam bentuk kecil. Karena bentuknya yang bulat
seperti bumi, maka dapat dilihat pembagian daratan dengan lautan secara jelas.
Dengan globe dapat ditunjukkan:
a) perbandingan luas maupun jarak antara
satu benua dengan benua yang lain secara keseluruhan.
b) bagaimana bumi berputar pada sumbunya.
c) garis katulistiwa, garis lintang utara, dan garis lintang selatan.
·
Realia dan model
Realia atau disebut juga objek adalah
benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh. Misalnya: orang, binatang, rumah, dan
sebagainya. Model adalah media tiga dimensi yang mewakili benda yang
sebenarnya. Benda tiga dimensi adalah benda yang mempunyai ukuran panjang,
lebar, dan isi (tinggi). Suatu model mungkin lebih besar, lebih kecil, atau sama
dengan benda sebenarnya yang diwakili. Mungkin lebih lengkap, terinci atau
lebih sederhana sesuai dengan tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan.
·
Berbagai jenis papan
Papan untuk pembelajaran yang sudah lama
dipakai adalah papan tulis yang berwarna hitam atau kadang-kadang hijau tua,
yang banyak dipakai oleh guru untuk membantu penjelasan-penjelasan yang
disampaikan secara lisan. Selain itu, masih ada beberapa jenis papan yaitu:
a) Papan tulis hitam dan papan tulis
putih
Papan tulis yang
banyak dikenal selama ini adalah papan tulis yang berwarna hitam. Papan ini
digunakan untuk membantu mencatat ringkas atau menggambarkan sesuatu. Guru
dapat menggunakan kapur, baik kapur berwarna putih atau yang lain agar menarik. Papan putih merupakan suatu bidang logam
yang dilapisi email putih. Pada papan ini dapat ditempelkan benda-benda yang
tidak terlampau berat kalau pada alasnya dilekatkan sepotong magnit kecil. Oleh
karena itu, papan ini juga disebut papa magnit. Guru dapat menulis di papan ini
dengan menggunakan spidol whiteboard.
b) Stensil papan tulis
Stensil papan tulis
merupakan suatu alat bantu guru untuk meggambarkan sesuatu. Kadang-kadang guru
menggambarkan sesuatu yang sama, misalnya peta atau benuk-bentuk yang sulit,
maka stensil papan tulis akan sangat membantu. Alat bantu ini dibuat dari
kertas karton, diberi gambar yang diperlukan kemudian diberi lubang-lubang pada
betuk gambar tersebut. Bila guru akan menggunakannya, bentuk ini ditempelkan di
papan tulis, kemudian tepuk-tepuk dengan penghapus yang banyak debu kapurnya di
sekeliling lubang tersebut. Apabila karton diangkat, maka tercetaklah
titik-titik sesuai dengan gambar tersebut.
c) Cetakan papan tulis
Cetakan papan tulis
merupakan alat bantu untuk membuat gambar di papan tulis, namun caranya berbeda
denga stensil papan tulis. Disini gambar pada karton tidak diberi lubang-lubang
melainkan digunting sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bila guru akan
menggunakannya, bentuk itu ditempelkan di papan tulis, kemudian guru menggambar
lingkar bentuknya dengan kapur
sesuai degan cetakan yang dipegangnya.
d) Papan peragaan
Papan ini berguna
untuk suatu pameran, dengan menempelkan berbagai bentuk seperti gambar, bagan,
diagram, foto dengan berbagai tulisan singkat.
e) Papan Flanel
Papan flannel
merupakan suatu papan yang ditempeli kain flanel untuk melekatkan sesuatu
diatasnya. Suatu bentuk misalnya segitiga dapat ditempelkan pada papan flanel
bila pada alas betuk tersebut ditempel kertas ampelas atau spon (busa). Papan
ini berguna untuk meragakan suatu gambar yang telah disiapkan guru sebelumnya.
Untuk menjelaskan himpunan pada pelajaran matematika dapat ditempelkan berbagai
bentuk himpunan yang dimaksud.
f) Papan tetap
Papan tetap merupakan
suatu papan yang ada gambarnya secara tetap (tidak dapat dihapus). Kerangka ini
suatu bentuk tertentu dapat digambarkan pada papan ini, sehingga
bila guru ingin menjelaskan tinggal menambah bagian-bagiannya secara detail,
tidak perlu menggambarkan bentuk atau kerangkanya.
g) Papan Tempel
Papan ini digunakan
untuk menempelkan pengumuman-pengumuman yang penting diketahui oleh siswa. Biasanya pengumuman ini berisi berita
singkat, tidak terlapau panjang, misalnya brosur.
B. Media visual yang dapat diproyeksikan
1)
Transparansi OHP merupakan alat bantu
mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa,
guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa).
Perangkat media transparasi meliputi perangkat lunak (Overhead
transparancy/OHT) dan perangkat keras (Overhead projector/OHP). Teknik
pembuatan media transparansi, yaitu :
Ø Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
Ø Membuat sendiri secara manual
2)
Film bingkai/slide adalah film
transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2x2 inci. Manfaat
film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang
dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan
peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan yang dibutuhkan
proyektor slide.
3)
Filmstrip Proyektor
Film ini sama halnya dengan slide, akan
tetapi tidak di potong-potong melainkan diberikan dalam gulungan satu rol,
kemudian diproyeksikan dengan projector filmstrip.
4)
Opaque Projector
Nama proyektor ini juga belum
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kalau tiga jenis alat di atas
perangkat lunaknya merupakan lembaran plastik atau film
yang transparan, maka untuk opaque, perangkat lunaknya tidak tembus cahaya,
seperti gambar dalam majalah, Koran, tulisan di buku dan
sebagainya.
Bahasan tentang keempat jenis media visual
tersebut secara berturut-turut diuraikan berikut ini:
a.
Overhead Projector (OHP)
OHP adalah salah satu jenis alat (pesawat
proyektor) yang digunakan untuk memantulkan objek yang tembus cahaya
ke permukaan layar. Alat ini dipakai oleh guru sebagai pengganti papan tulis,
dapat diletakkan di meja guru, dengan layar pada dinding di muka kelas. Tinggi
layar tidak kurang dari satu meter dari lantai dengan posisi agak condong ke
depan sekitar 200.
Kelebihan OHP
1) Guru dapat mempersiapkan materi
pelajaran sebelumnya sehingga jam mengajar dapat dimanfaatkan seefisien
mungkin.
2) tidak menyebabkan tangan kotor seperti
pada kapur.
3) dapat digunakan untuk menjelaskan
berbagai bidang studi.
4) sinar lampunya cukup terang sehingga
dapat digunakan di ruang normal (tidak perlu digelapkan).
5) penyaji (guru) berhadapan dengan siswa sehingga kontak antara guru dan siswa tetap berlangsung.
6) mudah digunakan karena sederhana.
7) dapat digunakan untuk siswa yang besar jumlahnya.
Kelemahan OHP
1) efektifitas penyajian OHP tergantung
pada penyaji.
2) OHP tidak dipersiapkan untuk belajar
mandiri.
3) bahan-bahan cetak seperti gambar,
majalah, koran, tidak
dapat secara langsung diproyeksikan karena harus dipindahkan dahulu ke bahan
transparan.
4) kadang-kadang ada bagian yang tidak
dapat diamati bila guru perlu menambahkan sesuatu tulisan pada transparan,
karena tertutup oleh bayangan guru.
Teknik penggunaaan OHP
1) Guru tetap menghadap ke siswa.
2) tulisan pada transparan tidak perlu
dipasang terbalik.
3) untuk menunjukkan sesuatu gambar, guru
cukup menunjuk dengan pensil pada transparan, tidak perlu menunjukkan langsung
pada layar.
4) sewaktu guru berbicara tanpa menunjuk
OHP, pesawat harap dimatikan, kemudian dapat dihidupkan kembali bila
diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menghemat lampu yang jumlah jam
penggunaannya terbatas.
b. Slide (film
bingkai)
Slide merupakan suatu
gambar transparan dalam bentuk kecil yang bersifat individual, dalam arti
dipertunjukkan satu per satu. Bahkan transparan dapat dibuat celluloid (seperti
film, tetapi khusus film slide), dari kaca atau plastik bening. Materi yang berupa gambar,
kata-kata atau lukisan, dapat ditulis dengan tangan atau hasilpemotretan.
Slide biasanya berukuran 24 x 36 mm. Film slide yang telah dicuci, diberi
bingkai atau demi satu untuk diatur dalam tempat slide sesuai
dengan jumlah yang direcanakan, kemudian disajikan melalui pesawat proyektor.
Kelebihan slide:
1) gambar yang bersifat individual,
memudahkan guru dalam mengatur urutan penyajian.
2) materi pelajaran dapat dibuat sendiri
oleh guru dengan menggunakan prinsip pemotretan.
3) lama penyajian satu gambar dapat
diatur oleh guru sesuai dengan kebutuhan.
4) proyektor slide yang bersifat
otomatis, dapat menampilkan sendiri urutan gambar yang telah diatur.
5) proyektor slide sederhana sehingga
mudah menggunakan.
6) dapat digunakan untuk pembelajaran
individual maupun kelompok.
Kelemahan:
1) tidak dapat memberikan kesan yang
berhubungan dengan gerak, emosi, maupun suara.
2) pembuatan bahan membutuhkan biaya yang
lebih mahal dibandingkan bahan untuk OHP.
3) gambar yang bersifat individual mudah
hilang.
4) kesalahan menempatkan gambar
menyebabkan gambar terbalik pada layar.
5) tidak dapat menunjukkan kedalaman benda (dimensi
ketiga).
6) slide yang dibuat dari kaca mudah
pecah.
7) membutuhkan keterangan yang banyak
dari guru.
8) sukar menunjukkan hubungan, karena
gambar-gambar yang lepas-lepas, sehingga dapat merosot menjadi pertunjukan
gambar.
c. Filmstrip
(film rangkai)
Filmstrip merupakan
satu rol film transparan 35mm, yang berisi serangkaian gambar mati yang saling
berkaitan. Film ini ditunjukkan melalui pesawat proyektor filmstrip yang
dipantulkan pada sebuah layar.
Ada dua jenis filmstrip yaitu:
1) Ruas rangkap (doublefrime), ukuran 35
mm merupakan lebarnya.
2) Ruas tunggal (single frime), ukuran 35
mm merupakan panjangnya.
Pada jenis ruas
rangkap, menunjukkan gambaran dua kali lebih luas daripada ruas tunggal.
Seperti halnya slide, filmstrip juga merupakan suatu gambar diam yang
transparan, namun perbedaanya ialah bahwa pada filmstrip gambar tidak
dipertunjukkan satu per satu yang terlepas satu sama lain, melainkan merupakan
suatu rangkaian film. Ruas rangkap maupun ruas tunggal tergantung pada jenis
proyektornya. Filmstrip ini digulung dalam suatu gulungan, kemudian
dipertunjukkan dengan jalan diputar dan akan berjalan terus sampai gulungan
film itu haabis.
Kelebihan filmsrip:
1) lebih padat karena filmstrip dapat
memuat beberapa puluh gambar.
2) mudah menyimpan karena cukup digulung
dalam sebuah silinder.
3) mudah dipersiapkan baik perangkat
lunak maupun perangkat kerasnya.
4) dapat menampilkan beberapa jenis tema, baik
untuk anak-anak maupun perguruan tinggi.
5) memungkinkan terjadi diskusi yang
cukup lama.
6) film dengan bentuk selajur, tidak
memungkinkan tercecer, keliru urutan atau terbalik seperti pada slide.
Kelemahan Filmstrip
1) proyektor filmstrip sukar diperoleh.
2) sukar untuk menunjukkan beberapa buah
gambar saja, sebab gambar merupakan suatu rangkaian.
3) sukar untuk mengganti bila ada gambar
yang rusak atau tak sesuai dengan perkembangan ilmu.
4) memerlukan ruang gelap untuk dapat
menunjukkan gambar yang jelas, akibatnya pebelajar tidak dapat mencatat.
5) film biasanya tidak dibungkus, maka
sebagian gambar dapat tergores atau rusak.
d. Opaque
projector
Opaque artinya tidak
terbungkus cahaya. Dengan opaque proyektor dapat diproyeksikan benda-benda atau
gambar-gambar yang tidak tembus cahaya (non transparan) diatas layar.
Gambar-gambar dalam buku, majalah, mata uang, perangko dapat ditunjukkan dalam
pesawat ini. Untuk dapat menampilkan benda-benda tersebut, proyektor ini
dilengkapi dengan lambu yang cukup besar, biasanya 1000 watt. Jadi melalui
pesawat ini, dapat ditampilkan gambar mati (tidak bergerak) seperti halnya
slide dan filmstrip. bahkan untuk perangkat lunaknya lebih udah karena tidak
perlu membuat, cukup ambil dari gambar secara langsung.
Kelebihan:
1) berbagai materi pembelajaran dapat
ditunjukkan secara langsung diambil dari buku, Koran, majalah, peta dan
sebagainya.
2) perangkat lunak tidak membutuhkan
biaya banyak.
3) dapat dipakai berulang-ulang.
4) berbagai objek tiga dimensi seperti
serangga, mata uang, logam, daun dapat diproyeksikan.
Kelemahan:
1) tidak dapat menunjukkan gambar yang
terang karena materi yang dipertunjukkan tidak tembus cahaya, kecuali
diperketat dan ruangan gelap.
2) materi yang diproyeksikan dapat rusak
bila terlalu lama diproyeksikan (melengkung atau hangus) karena pemantulan
cermin dengan lampu yang cukup besar.
3) pesawat kurang aman bila disentuh
karena panas.
4) membutuhkan ruang yang betul-betul
gelap, maka kurang cocok untuk pembelajaran (siswa tidak bisa mencatat).
Dengan mengenal berbagai jenis media
visual tersebut, diharapkan guru dapat memilih jenis media yang sesuai. Untuk
itu, Anda diharapkan mempelajari dengan cermat perbedaan tiap jenis media
visual tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Analisis
Dari
penjelasan di atas mengenai media dua dimensi, kiranya dapat dipahami bahwa
media dua dimensi bisa dibilang cukup penting karena dengan adanya media dua
dimensi pelajaran atau proses belajar-mengajar menjadi sangat terbantu yaitu
dari mulai pelajaran yang asal mulanya sulit dipahami bisa menjadi mudah untuk
dipahami, pelajaran yang asal mulanya memakan waktu cukup lama menjadi cukup
singkat dengan adanya media dua dimensi, pelajaran yang asal mulanya tidak
menarik bagi siswa maka dengan adanya media dua dimensi pelajaran terasa
menjadi menarik bagi siswa, dan pelajaran yang asal mulanya membosankan menjadi
menyenangkan, dll.
Media dua
dimensi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga macam kelompok yaitu media
grafis, media papan dan media cetak; Tenyata jika dilihat secara lebih detail,
maka dapat dilihat garis besar/kesamaan mengenai kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing jenis media pembelajaran dua dimensi yaitu jika dilihat dari segikelebihan,
maka media dua dimensi memiliki ciri-ciri: Memudahkan dalam proses
pembelajaran, dapat menarik perhatian peserta didik dan harganya cukup ekonomis
dan mudah didapatkan
Dan jika
dilihat dari segi kelemahan, media dua dimensi memiliki ciri-ciri
sbb: Memerlukan waktu yang cukup lama dalam menyiapkan pelajaran, gambar yang
dihasilkan kurang begitu jelas sehingga terkadang gambar sulit dipahami, kurang
menarik perhatian peserta didik, dan tidak dapat menjangkau kelompok besar.
Dengan
demikian sebagai seorang pendidik kiranya tidak hanya sebatas menggunakan media
dua dimensi saja mengingat media dua dimensi sebagaimana media pembelajaran
pada umumnya juga mempunyai kekurangan. Untuk itu hendaknya disamping media dua
dimensi, seorang pendidik juga menggunakan media pembelajaran yang lain
menyesuaikan pelajaran apa yang di ajarkan dan media apa yang semestinya
digunakan.
3.2 KESIMPULAN
Media dua dimensi adalah alat yang mempunyai
panjang dan lebar, disebut juga media grafis. Media grafis, adalah media visual
yang mengkomunikasikan antara fakta dan data yang berupa gagasan atau kata-kata
verbal dengan gambar. Dalam upaya mencapai suatu proses pembelajaran yang baik,
kita memerlukan suatu media atau alal yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Salah satu medianya adalah media visual yang lebih berkaitan
dengan indera penglihatan. Media visual mempunyai kelebihan-kelebihan
tersendiri seperti penggunaannya yang praktis, lebih efektif dan efisien serta
dapat mempercepat daya serap peserta didik.
Media visual diklasifikasikan menjadi 2:
a. media visual yang tidak diproyeksikan: missal: gambar
mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta, realia,
model, specimen, mock up, berbagai jenis papan, sketsa.
b. media visual yang diproyeksikan. Media ini banyak
jenisnya, namun dalam buku ajar ini hanya dikemukakan beberapa jenis. yaitu
ohp, slide, filmstip, dn opaque proyektor.
3.3 SARAN
Kita sebagai peserta didik, calon pendidik
maupun para pendidik hendaknya perlu memperhatikan setiap pemilihan media
pembelajaran yang akan kita gunakan terutama pada media visual. Pemilihannya
harus tepat dan efektif sesuai konsep dan tujuan pembelajaran serta disesuaikan
dengan perkembangan psikologis anak atau peserta didik dan menjauhkan media
visual yang berbau pornografi sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada diri peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,
Bandung; Pustakia Setia, 2011
2.
Sudjana, Nana, Dasar- dasar Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987
3.
Sudjana, Nana dan
Rivai, Ahmad, Media
Pengajaran, Bandung: CV Sinar
Baru, 1997
4.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2011
5.
Agung. 2011. Media Audio (online). (http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html, diakses 28 Maret 2015).
6.
Candra, Ceva.
2011. Makalah Media Visual (online). (http://ceva24chandra.blogspot.com/2011/06/makalah-media-visual.html, diakses diakses 28 Maret 2015).
7.
___________. 2011. Pengertian Media
Visual (online). (http://karodalnet.blogspot.com/2011/10/pengertian-media-visual.html, diakses diakses 28 Maret 2015).
Komentar
Posting Komentar