DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
i
MOTTO...............................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah......................................................................................... 2
C. TujuanPenulisan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian konseling kelompok dan konseling
individu............................... 3
1. Pengertian konseling
kelompok............................................................... 3
2. Pengertian konseling
individu................................................................. 4
B. Tujuan
Konseling Kelompok Dan Konseling Individu................................. 5
1. Tujuan
Konseling
Kelompok................................................................... 5
2. Tujuan
Konseling
individu......................................................................
6
C. Langkah-langkah konseling kelompok dan
konseling individu.................... 8
1. Langkah-langkah konseling
kelompok.................................................... 8
2. Proses pelaksanaan konseling
kelompok................................................. 9
3. Langkah-langkah konseling
individu.................................................... 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
................................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Konseling kelompok adalah suatu proses
antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan
melibatkan fungsi‐fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis,
saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian,
saling menerima, dan saling mendukung. Konseling kelompok adalah sebagai suatu
proses pertalian pribadi (interpersonal relationship) antara seorang
atau beberapa konselor dengan sekelompok konseli yang dalam proses pertalian
itu konselor berupaya membantu menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan konseli
untuk menghadapi dan mengatasi persoalan atau hal‐al yang menjadi kepedulian masing‐masing konseli melalui
pengembangan pemahaman, sikap, keyakinan, dan perilaku konseli yang tepat
dengan cara memanfaatkan suasana kelompok.
Sedangkan Konseling individu merupakan salah satu
pemberian bantuan secara perseorangan dan secara langsung. Dalam cara ini
pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke
muka,atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi
ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan seorang siswa untuk
tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana
banyak yang berpikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor. Pelayanan
konseling individual di Sekolah adalah memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat dan minat, masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
karir.difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor. (Winkel ).
Konseling Kelompok dan individu merupakan layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah,dan dalam pelaksanaannya perlu adanya langkah-langkah
agar layanan tersebut berjalan dengan efektif dan efisien.
Untuk itu penulis mengangkat judul makalah LANGKAH –
LANGKAH KONSELING KELOMPOK DAN KONSELING INDIVIDU.
B. Rumusan
Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimanakah langkah – langkah konseling kelompok
dan konseling individu ?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka
tujuan penulisan makalah adalah :
1. Mengetahui langkah – langkah konseling kelompok
dan konseling individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konseling Kelompok Dan Konseling Individu
1. Pengertian
Konseling Kelompok
Menurut Shertzer dan Stone (dalam W.S. Winkel & M.M. Sri Hastuti, 2007
: 590) konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang
terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
Menurut Rochman Natawidjaja (dalam Mungin Eddy Wibowo, 2005 : 32) yang
mengemukakan bahwa konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu
dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan
kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
Dr. Thantawy R, M.A. : 2005 Konseling Kelompok merupakan hubungan
interpersonal yang dinamis antara konselor dan konseli dan antar konseli,
interaksi dalam kelompok memungkinkan anggota kelompok untuk belajar menghadapi
kenyataan hidup dan meningkatkan pengertian saling percaya, penerimaan nilai-nilai
kehidupan, cita-cita, tujuan serta sikap atau tingkah laku yang digunakan oleh
lingkungan sosial tertentu
Prayitno, 1999 : 115-120 Konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan
dan kelompok konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan dan pengentasan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok.
Dari uraian-uraian yang disampaikan beberapa ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwasannya konseling kelompok merupakan salah satu layanan
konseling yang di selenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan
dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka,
permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu
individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu
bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada
pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya
masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
2. Pengertian
Konseling individu
Konseling individu menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien
Dryden (dalam Palmer & McMahon, 1989:39) bahwa konseling perorangan
sangat menjaga kerahasiaan klien; konseling perorangan akan membuat hubungan akrab
antara klien dan konselor; konseling perorangan sebagai proses pembelajaran
klien; konseling perorangan adalah sebuah proses teraputik. Lebih lanjut,
Dryden menyimpulkan bahwa konseling perorangan membantu klien yang ingin
membuat perbedaan dirinya dengan yang lain. Konseling perorangan juga akan
sangat membantu konselor dalam membuat variasi gaya teraputik untuk klien yang
berbeda.
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.
Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri,
kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam
jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan
pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah
pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan
sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada
individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa
konseling perorangan yang dimaksud memuat beberapa hal yaitu (1)usaha membantu
klien/ sebuah proses teraputik dalam upaya mengentaskan permasalahan (2)
menjaga kerahasiaan klien; (3) konseling perorangan akan membuat hubungan akrab
antara klien dan konselor; (4) proses membelajaran klien; (5) pelaksanaannya
dilakukan secara tatap muka; (6) tujuannya agar klien dapat mengambil tanggung
jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus yang dialaminya
B. Tujuan
Konseling Kelompok Dan Konseling Individu
1. Tujuan
Konseling kelompok
a. Tujuan Umum
Secara umum layanan
konseling kelompok bertujuan untukmengembangkan kepribadian siswa dimana
berkembang kemampuan sosialisasinya, komunikasinya, kepercayaan diri,
keperibadian, dan mampu memecahkanmasalah yang berlandaskan nilai ilmu dan
agama.
b. Tujuan Khusus
Secara lebih khusus
layanan konseling kelompok bertujuan untuk Membahas topik yang mengandung
masalah actual, hangat dan menarik perhatian anggota kelompok. Konseling
kelompok membahas masalah pribadi individu
c. Menurut Dewa Ketut Sukardi,
(2002:49).Tujuan konseling kelompok meliputi:
1) Melatih anggota kelompok agar berani
berbicara dengan orang banyak
2) Melatih anggota kelompok dapat
bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
3) Dapat mengembangkan bakat dan minat
masing-masing anggota kelompok
4) Mengentaskan permasalahan –
permasalahan kelompok.
d. Menurut Prayitno, (1997:80).
Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan
pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
e. Menurut Mungin Eddy Wibowo,
(2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu
pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah
terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
2. Tujuan konseling individu
Berdasarkan pendapat
Gibson, Mitchell & Basile ada sembilan tujuan dari konseling individu
yakni:
a. Tujuan
perkembangan yakni klien dibantu dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pada
proses tersebut (seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi, emosional,
kognitif, fisik dan sebagainya).
b. Tujuan
pencegahan yakni konselor membantu klien menghindari hasil-hasil yang tidak
diinginkan.
c. Tujuan
peningkatan yakni klien dibantu oleh konselor untuk mengembangkan keterampilan
dan kemampuan.
d. Tujuan
perbaikan yakni klien dibantu mengatasi dan/atau menghilangkan perkembangan
yang tidak diinginkan.
e. Tujuan
penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan untuk memeriksa pilihan-pilihan,
pengetesan keterampilan, dan mencoba aktivitas baru dan berbeda dan sebagainya
f. Tujuan
penguatan yakni membantu klien untuk menyadari apa yang dilakukan, difikirkan
dan dirasakan sudah baik.
g. Tujuan
kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar pembelajaran dan keterampilan
kognitif.
h. Tujuan
fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan untuk hidup sehat.
i. Tujuan
psikologis yakni membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik, belajar
mengontrol emosi, mengembangkan konsep diri positif dan sebagainya.
Prayitno (2004:4) menyatakan bahwa
tujuan umum layanan konselingindividu adalah pengentasan masalah klien dan
hal ini termasuk ke dalam fungsi pengentasan. Lebih lanjut Prayitno
mengemukakan tujuan khusus konseling ke dalam 5 hal yakni fungsi pemahaman,
fungsi pengentasan, fungsi pengembangan/pemeliharaan, fungsi pencegahan dan
fungsi advokasi.
Fungsi pemahaman akan diperoleh klien
saat klien memahami seluk beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif
serta positif dan dinamis. Fungsi pengentasan mengarahkan klien kepada
pengembangan persepsi, sikap dan kegiatan demi terentaskannya masalah klien
berdasarkan pemahaman yang diperoleh klien. Fungsi pengembangan/pemeliharaan
merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah klien. Fungsi
pencegahan akan mencegah menjalarnya masalah yang sedang dialami klien dan
mencegah masalah-masalah baru yang mungkin timbul. Sedangkan fungsi advokasi
akan menangani sasaran yang bersifat advokasi jika klien mengalami pelanggaran
hak-hak. Kelima fungsi konseling tersebut secara langsung mengarah kepada
dipenuhinya kualitas untuk perikehidupan sehari-hari yang efektif (effective
daily living).
Berdasarkan tujuan
konseling individu yang telah dikemukakan, klien diharapkan akan
menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri: (1) mengenal diri dan
lingkungan secara tepat dan objektif, (2) menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis, (3) mampu mengambil keputusan secara tepat dan
bijaksana, (4) mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan (5)
mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.
C. Langkah-langkah
konseling kelompok dan konseling individu
1. Langkah-langkah
konseling kelompok
Penyelenggaraan konseling kelompok
memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan yang memadai dari awal sampai
dengan evaluasi dan tindak lanjutnya. Berikut langkah-langkah yang dapat
ditempuh:
a. Langkah
awal
Langkah awal atau tahap awal
dislenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan
para peserta yang siap melaksanakan kegiatan konseling kelompok.
b. Perencanaan
kegiatan
Perencanaan kegiatan konseling kelompok
meliputi penetapan:
1) Materi
Layanan
2) Tujuan
yang ingin dicapai
3) Waktu
dan tempat
4) Sasaran
kegiatan
5) Bahan
dan sumber bahan untuk konseling kelompok
6) Rencana
penilaian
c. Pelaksanaan
kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan
kemudian dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan berikut:
1) Persiapan
2) Pelaksanaan
tahap-tahap kegiatan
d. Evaluasi
kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok
difokuskan pada perkembangan pribadi secara positif dan hal-hal yang dirasakan
mereka berguna.
e. Analisis
dan tindak lanjut
Hasil penilaian kegiatan konseling kelompok
perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta dan
penyelenggaraan bimingan kelompok
2. Proses
pelaksanaan konseling kelompok
a. Tahap
I (Pembentukan)
Pada tahap ini para peserta yang baru pertama bertemu
itu benar-benar dibentuk menjadi kelompok yang cukup solid sehingga dinamika
kelompok yang berkembang di antara mereka selanjutnya akan dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Untuk itu diperlukan waktu yang
cukup lama dengan kegiatan yang bervariasi. Waktu yang cukup lama itu jangan
sampai menimbulkan kesan seakan-akan kegiatan itu hanya sekedar beramai-ramai
atau bersantai-santai saja, membuang-buang waktu, membosankan. Dalam hal ini
guru pembimbing sebagai pemimpin kelompok menimbang-nimbang antara efisiensi
waktu, efektivitas pengembangan dinamika kelompok dan kondisi positif metal
fisik seluruh peserta
Tahap ini merupakan tahap pengenalan,
tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu
kelompok. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Pembentukan
kelompok
2) Mengatur
posisi duduk, sedemikian rupa sehingga seluruh anggota kelompok bisa duduk
berhadap-hadapansatu sama lain.
3) Doa
bersama
4) Para
anggota saling memperkenalkan diri, dan juga mengungkapkan tujuandan harapannya
yang ingin dicapai
5) Selanjutnya
konselor sebagai pemimpin kelompok, menjelaskan tujuan yang ingin dicapai
melalui konseling kelompok, kode etik, dan azas kerahasiaan perlu ditekankan
b. Tahap
II (Peralihan)
Tahap II merupakan jembatan antara tahap I dan tahap
III. Berapa lama tahap II berlangsung banyak tergantung pada keberhasilan tahap
I. Apabila tahap I sudah berhasil dengan baik, tahap II seringkali hanya
sekedar mengulangi dan memantapkan penjelasan tentang aspek pokok yang ada
dalam Tahap III
Langkah – langkahnya :
1) Pemimpin
kelompok menjelaskan tata tertib dari kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh pada
tahap III. ( merupakan kegiatan kelompok)
2) Setelah
itu pemimpinkelompok menawarkan apakah para anggota kelompok sudah siap untuk
memulai kegiatan lebih lanjut kalau tawaran ini masih menimbulkan suasana
pelibatan yang masih ragu dan was-was dari para anggota maka sebaiknya
ditegaskan kembali mengenai maksud dan tujuan dan jaminan kerahasiaan. Kalau
perlu mengulang kembali beberapa aspek dalam tahap pembentukan.
Kalau tawaran ini masih menimbulkan
suasana yang ragu-ragu dan was-was anggota, maka sebaiknya ditegaskan kembali
mengenai maksud dan tujuan serta jaminan kerahasiaan, jika perlu mengulangi
kembali beberapa aspek dalam tahap pembentukan
c. Tahap
III (Kegiatan Inti)
Tahap ini seringkali disebut juga tahap kerja. Dari
tahap inilah akan diperoleh hasil-hasil yang diharapkan, yaitu mengembangkan
pribadi dan perolehan kerja yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan
berbagai pengalaman serta alternatif pemecahan masalah. Dalam tahap inilah
seluruh peserta benar-benar diminta untuk “bekerja”, mengembangkan pikiran,
memberikan dorongan, bertanya dan bahkan memberikan nasehat dan alternatif
jalan keluar untuk pemecahan suatu masalah. Waktu yang dipergunakan untuk tahap
ini tergantung pada jumlah topik atau masalah yang dibahas. Apabila para
peserta sangat antusias dalam kegiatan pada tahap III ini, biasanya para
peserta meminta agar lebih banyak topik atau masalah dapat dibahas dalam
pertemuan mereka itu. Langkah – langkahnya :
1) Tiap
anggota secara bergiliran mengemukakan masalah yang sedang dialaminya.
2) Setelah
anggota kelompok selesai mengemukakan masalahnya masing-masing .
3) Mengadakan
musyawarah guna menentukan masalah siapa dulu yang harus diprioritaskan
pemaparannya, yang menjadi pertembangan dalam menentukan prioritas adalah
masalah yang mendesak untuk ditangani dan yang menarik.
4) Untuk
selanjutnya, jika memungkinkan menentukan urutan berikutnya, saat itu juga.
5) Menentukan
masalah siswa yang menjadi prioritas
6) Guru
pembimbing mempersilakan siswa yang mempunyai masalah itu untuk mengungkap
kembali secara mendalam.
7) Guru
pembimbing menawarkan kepada tsemua anggota kelompok untuk memberi tanggapan,
saran, pendapat atau nasihat untuk minta jalan keluar/ pemecahan masalah
tersebut.
d. Tahap
IV (Pengakhiran)
Tahap ini merupakan anti klimaks dari seluruh
kegiatan, pada tahap ini kegiatan menyorot. Semangat yang tadinya menggebu-gebu
sekarang mengendor. Segala sesuatu menuju kepada pengakhiran kegiatan. Pada
tahap ini pemimpin kelompok meminta kesan-kesan dari para peserta, dan akhirnya
kesan-kesan ini dikaitkan dengan kemungkinan pertemuan berikutnya. Usul-usul
peserta yang menghendaki segera adanya pertemuan lagi, apalagi kalau pertemuan
kembali itu dikehendaki supaya lebih cepat, menunjukkan betapa kegiatan
konseling kelompok telah membuahkan sesuatu yang berharga bagi peserta yang bersangkutan.langkah
– langkahnya :
1) Pemimpin
kelompok memberitahu bahwa bahwa kegiatan akan diakhiri.
2) Konselor,
pimpinan kelompok menyampaikan kesan pesan yang diperolehnya melalui kegiatan
ini.
3) Konselor
mempersilakan para anggota kelompok untuk mengemukakan kesannya dan hasil
sesuai kegiatani ini.
4) Konselor
menawarkan musyawarah merencanakan pertemuan berikutnya, tentunya untuk
menentukan masalah berikutnya.
5) Do’a
penutup, dipimpin konselor.
6) Menyanyi
bersama.
3. Langkah-langkah
konseling Individu
Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan
Konseling yang diberikan kepada peserta didik, tampaknya untuk layanan
konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu
ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling,
yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus
Dalam praktiknya, memang strategi
layanan bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan –
layanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan
yang bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru BK maupun
konselor seyogyanya dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling,
sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan
masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Secara umum, proses konseling terdiri
dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2)
tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
a. Tahap
Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien
menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah
klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :
1) Membangun
hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan
membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan
konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan;
dan kegiatan
2) Memperjelas
dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik
dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas
masalah klien.
3) Membuat
penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir
kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan
membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang
sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien.
4) Menegosiasikan
kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi:
a) Kontrak
waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan
konselor tidak berkebaratan
b) Kontrak
tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien
c) Kontrak
kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab
bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan
konseling.
b. Inti
(Tahap Kerja)
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan
baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal
yang harus dilakukan, diantaranya :
1) Menjelajahi
dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan
agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang
sedang dialaminya.
2) Konselor
melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien
meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
3) Menjaga
agar hubungan konseling tetap terpelihara.
Hal ini bisa terjadi jika :
a) Klien
merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta
menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
b) Konselor
berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan
dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar peduli terhadap
klien.
c) Proses
konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada
saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.
c. Akhir
(Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa
hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1) Konselor
bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
2) Menyusun
rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah
terbangun dari proses konseling sebelumnya.
3) Mengevaluasi
jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
4) Membuat
perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal,
yaitu
a) menurunnya
kecemasan klien
b) perubahan
perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis;
c) pemahaman
baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya
d) adanya
rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.
LANGKAH-LANGKAH DALAM
LAYANAN KONSELING INDIVIDU
a. Layanan
konseling diselenggarakan secara resmi;
Menurut Munro dkk, dasar etika konseling yaitu kerahasiaan, keterbukaan dan
tanggung jawab pribadi siswa. Sifat “resmi” layanan konseling ditandai adanya
dengan ciri-ciri yang melekat pada palaksanaan layanan itu, yaitu bahwa:
1) Layanan itu
merupakan usaha yang disengaja
2) Tujuan layanan
tidak boleh lain daripada untuk kepentingan dan kebahagiaan siswa
3) Kegiatan layanan
diselenggarakan dalam format yang telah ditetapkan
4) Metode dan teknologi
dalam layanan berdasar teori yang telah teruji
5) Hasil layanan
dinilai dan di beri tindak lanjut
b. Penengentasan
masalah melalui konseling
Langkah-langkah umum pengentasan masalah melalui konseling pada dasarnya
adalah:
1) Pamahaman
masalah
2) Analisis
sebab-sebab timbunya masalah
3) Aplilkasi metode
khusus
4) Evaluasi
5) Tindak lanjut
c. Tahap-tahap
keefektifan pengentasan masalah melalui konseling
Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar siswa memahami kondisi
dirinya sendiri lingkungannya, permasalahan yang di alami, kekuatan dan
kelemahan dirinya sehingga siswa mampu mengatasinya. Dengan kata lain konseling
perorangan bertujuan untuk mengentaskan masalah yang di alami siswa.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelenggaraan konseling kelompok
memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan yang memadai dari awal sampai
dengan evaluasi dan tindak lanjutnya. langkah-langkah yang dapat ditempuh
antara lain : Langkah awal,Perencanaan kegiatan,Pelaksanaan kegiatan,Evaluasi
kegiatan,Analisis dan tindak lanjut
Layanan konseling
individu yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru
pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan nya.Kemudian langkah-langkah dalam layanan konseling individu antara lain meliputi : Layanan konseling diselenggarakan secara
resmi,Penengentasan masalah melalui konseling,Tahap-tahap keefektifan pengentasan
masalah melalui konseling
B. Saran
1. Untuk
penulis selanjutnya
Saran bagi penulis selanjutnya yaitu
hendaklah menggunakan teknik yang lebih baik dan pengolahan kata
dengan baik serta lebih banyak mencari informasi dari berbagai sumber dan
media agar bisa membuat penulisan makalah yang lebih baik kedepannya.
2. Untuk
pembaca
Apabila pembaca merasa tertarik dengan
pokok pembahasan yang ada dalam makalah ini, maka dapat dijadikan bahan untuk
karya tulis ilmiah yang dapat dilakukan penulisan ulang dengan waktu,biaya
dan teknik pengumpulan data yang lebih memadai.
Komentar
Posting Komentar